Tugas Orang Renta Meningkatkan Kecerdasan Anak Pada Usia Dini

Usia Dini dikenal juga dengan usia emas, yakni 0-3 tahun. Usia emas merupakan masa penting untuk membentuk karakter anak. Pada masa ini, proses berguru sambil bermain sudah mulai di praktekan. Jika bermain saja tidak ada nilai edukasi, di khawatirkan suatu hari nanti 'masa emas' itu akan menjadi 'perak'. Demikian sebaliknya, jikalau berguru saja, bisa- bisa suatu ketika 'masa emas' itu luntur menjadi 'imitasi' alasannya ialah anak merasa tertekan.

Usia emas 'golden age' hanya sekali di lalui dalam hidup. Pendapat andal bermacam-macam ada juga menyampaikan 0- 6 tahun masih fase usia emas, merujuk dari perkembangan otak anak, yaitu 0-6 tahun otak anak berkembang pesat mencapai 80 persen. Maka ketika otak berkembang, masa yang elok menanamkan memori yang baik untuk membentuk karakter dan kecerdasan anak.

Membentuk karakter anak, rumit memang, namun tidak sesulit yang di bayangkan. Menjaga, merawat,mendidik dan membesarkan anak pada usia emas butuh kesabaran. Menjalankan tugas sebagai orang renta pasti, tidak saja membesarkan dan memberi makan tapi bagaimana membuatkan karakter dan kemampuan anak supaya kecerdasan meningkat melebihi kemampuan usianya.

Misal, anak usia 2 tahun dalam keadaan normal tanpa cacat atau kelainan medis belum bisa bicara untuk memberikan keinginan, menyerupai "mimik nda," atau " pipis yah", tentunya ada kemampuan komunikasi lisan yang belum berkembang. Atau sama sekali anak masih dalam buaian dan gendongan orang tua, anak malas berjalan dan bermain, cendrung rewel. Artinya kemampuan motorik halus, motorik kasar, kecerdasan dan bahasa lisan tidak berkembang dengan baik.

Sebaliknya, ada anak usia 2 tahun sudah bisa meloncat, berlari, bermain dengan sobat sebaya, bisa mengenal warna, bisa mengucapkan hitungan "1,2,3 sampai 10" dan anak juga bisa bernyanyi meskipun ejaannya belum fasih 100 persen, bisa memegang pensil dan menggambar, juga bisa mengucapkan doa ketika akan mimik dan tidur, serta bisa berlagak membaca sambil memegang buku. Dapat di pahami sebagai, motorik halus, motorik kasar, dan bahasa lisan berkembang manis yang cendrung di artikan kecerdasan anak meningkat. Jika di izin kan anak yang demikian pantas di sebut "anak cerdas melebihi umurnya."

Apakah itu bisa? Jelas bisa. Anda pernah nonton kontes da'i cilik di siarkan salah satu tv swasta? Pesertanya bisa hafal Al-quran beserta artinya dan juga berakal ceramah. Kenapa bawah umur cilik itu mampu? Mayoritas orang renta mereka telah memaparkan ayat-ayat al-quran semenjak dalam kandungan sampai mereka lahir, dan pada usia emas da'i cilik tersebut pun sering disuguhi ayat-ayat al-quran oleh orang tuanya. Setiap hari yang dilihat, didengar ialah ayat al- quran demikian ungkapan orang renta da'i cilik ketika diwawancarai.

Saat anak berlagak membaca buku. Apa yang harus dilakukan orang tua?  Cukup membelikan buku kisah bawah umur bergambar menarik, dan cukup 10 menit setiap hari  dengan buku yang berbeda mengajak anak bermain mengomentari gambar-gambar yang ada dalam buku, serta menceritakan bertahap pesan moral yang ada dalam buku. Hal demikian menanamkan karakter pada anak supaya gemar membaca, senantiasa ia mempunyai wawasan yang luas. Jika setiap hari anak terpapar dengan buku, maka yang tertanam dalam memorinya ialah baca dan membaca.

Demikian juga dengan menulis, jikalau anda menginginkan anak gemar menulis dan melukis, jangan larang ia memegang pulpen atau pensil, tapi belikan buku dan pensil warna, temani ia mencatat-coret buku, arahkan dan jangan dimarahi ketika ia asyik bikin warna tak beraturan. Lakukan sesering mungkin, maka anak sudah terpapar dengan dunia menulis dan melukis yang akan berimplikasi pada cukup umur nanti.
kenalkan huruf,angka, serta warna pada anak dengan alat peraga menarik, ajak bermain, beri pujian, jangan pernah memvonis ia bodoh. Biarkan, ikuti apa keinginannya, apakah ia suka berhitung mulai dari angka 6,7,8 atau 2,3,5,10. Atau ia suka membongkar  balok lego, tapi tidak mau merangkai, biarkan saja ia berproses, berkreasi dan membuatkan imajinasinya. Dan, jangan pernah memberi label pada anak "kamu nakal." Karena memori otaknya akan menyimpan kata " nakal" dan ia pun terinspirasi berbuat nakal.

Rangsang anak untuk berbicara, bacakan terus kisah setiap ada peluang, ajarkan ia membaca doa makan, doa tidur,dll. Harapannya, setiap hari kosa kata anak bertambah dari waktu ke waktu.

Semuanya kembali kepada orang tua, anda menginginkan si anak menyerupai apa sesudah ia besar nanti? Maka kesempatan terbesar itu ada pada usia emas menanamkan di memori otaknya. Apakah anda menginginkan anak anda menjadi seorang yang percaya diri, mandiri, cerdas, rapi, dan bijaksana ketika ia cukup umur nanti. Maka mulailah menanamkan pesan itu semenjak usia emas.

Begitu juga sebaliknya, anda menginginkan anak anda menjadi seorang yang kasar, pemarah, tidak percaya diri, pemalas, cengeng dan tidak karuan, maka sering-seringlah anda membentak, menghardik, mengintimidasi dan mengeluarkan kalimat negatif lainnya.

Sesungguhnya, pendidikan usia dini ini tugas mutlak dari orang tua, bukan forum pendidikan PAUD atau TK. Semoga orang renta bisa menjalankan kiprahnya sebaik mungkin dalam keluarga. Amin.(Anton Wijaya)


Sumber https://medianers.blogspot.com/

0 Response to "Tugas Orang Renta Meningkatkan Kecerdasan Anak Pada Usia Dini"

Posting Komentar