Sebagai kuli mengolah tanah menjadi watu bata ia lakoni semenjak putus sekolah. Awalnya, ia di bawa oleh orang kampungnya untuk bantu-bantu mengangkat dan memindahkan watu bata yang telah masak ke pondok(gudang). Berjalannya waktu pekerjaan tersebut terus ia lakoni hingga beranjak dewasa.
Semasa itu, bekerja di pabrik watu bata cukup menutupi kebutuhan sehari-hari, namun waktu tersita dari pagi hingga senja dan penampilan juga tidak karuan, sebagaimana yang di bilang eteknya (tante), bahwa "barantilah karajo tu yuang, bilo wa ang ka barasiah, Bakubang saroman kabau se taruih."Artinya, "berhentilah bekerja menyerupai itu buyung, kapan kau akan bersih, kotor menyerupai kerbau terus."
Buyung hanya mengangguk, ia gundah entah mau mengganti dengan pekerjaan apa, alasannya ialah tidak punya ijazah. Seandainya merantau, sebagaimana yang biasa dilakukan orang minang, ketika itu ia tidak punya nyali, ujarnya pada penulis. Ia takut,"nanti kalau tidak sanggup pekerjaan di rantau, apa yang mau dimakan? Dan orang yang membawa untuk merantau pun tak ada, ulasnya."
Dalam kebingungan, Buyung pun sanggup gosip elok dari etek nya yang seorang Bidan di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh yang pernah menyuruh Buyung berhenti. Etek memberi kabar, bahwa, "mulai besok kau bekerja sebagai cleaning service di RSUD dr Adnaan WD. Segala proses manajemen masuk kerja sudah etek selesaikan dengan pemilik CV.Cipta Indah Utama." Ungkap Buyung pada penulis dengan wajah haru mengingat masa lalu.
Memasuki selesai tahun 1994, Buyung pun mulai bekerja dan ditempatkan sebagai tenaga kebersihan di RSUD dr Adnaan WD oleh CV. Cipta Indah Utama. RSUD dr Adnaan WD ketika itu menyerahkan pada pihak ke 3 untuk urusan kebersihan seluruh lingkungan Rumah Sakit.
Setelah satu bulan bekerja, Buyung mendapatkan honor Rp. 52.000,- Ketika itu PNS golongan 2 mendapatkan honor pokok Rp.67.700,- ditambah tunjangan ini dan itu, maka total pendapatan PNS golongan 2 sekitar 117.000 rupiah ungkap Novera Akmal, yang kebetulan mendengar penulis mewawancarai Buyung. Dengan honor 52.000 rupiah, Buyung sangat bersyukur, bujangan cukuplah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu orang tua.
Tahun berikutnya perusahaan yang mempekerjakan Buyung berganti dengan CV lain, namun Buyung masih tetap di pakai oleh perusahaan pengganti.
Tahun berganti, Buyung masih setia mengabdi sebagai tenaga Cleaning Service, gajinya pun di sesuaikan menjadi Rp 90.000,-/ bulan. Buyung tidak ingat lagi kapan pertama ia mendapatkan honor sejumlah tersebut. Namun ia tidak bujang lagi, tapi sudah mempunyai tanggung jawab seorang putri dan seorang istri.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga ia berusaha mencari perhiasan di luar sebagai tenaga serabutan. Dalam pengakuannya, apa saja ia lakukan yang penting halal, tetangga minta tolong membongkar septik tank misalnya, ia lakukan dengan harapan keuangan keluarga bertambah.
Dalam pergaulan sehari-hari penulis juga pernah minta tolong pada Buyung, ia tidak pernah keberatan, apalagi mengatakan wajah masam. Penulis beranggapan, sosok Buyung menggunakan petuah Minang, yakni Ringan kaki, capek tangan, namun salero lapeh juo ( Ringan kaki, cepat tangan, namun selera/keinginan sanggup juga). Senada dengan anggapan penulis, Novera Akmal yang kebetulan mendengar percakapan kami, menambahkan, " kelebihan si buyuang ko rajin, namuah di suruah" maknanya, "kelebihan dari si buyung rajin, mau di suruh."
Sekitar kurang lebih 400 an tenaga RSUD dr Adnaan WD dengan aneka macam macam keperluan, juga pernah minta sumbangan Buyung, baik keperluan langsung maupun kepentingan dinas di luar jam kerja Buyung. Sebab Buyung hampir 24 jam terlihat di Rumah Sakit, meskipun bekerja sebagai Cleaning Service dari pukul 06.00 wib hingga pukul 14.00 wib.
Memasuki tahun 2000 an honor Buyung telah mencapai 350.000 rupiah. Uang sebanyak itu diakuinya tidak cukup untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, mengingat anak bertambah menjadi 2 orang. Dan, sewa kontrakan pun bertambah naik dari tahun ke tahun. Namun, ia berusaha bertahan sebagai Cleaning Service di RSUD dr Adnaan WD, alasannya ialah tidak ada pilihan lain yang lebih baik.
Waktu terus berputar, Buyung wajib memungut sampah dari keranjang tiap lorong dan ruangan tiap pagi dan sore untuk di buang ke daerah pembuangan akhir. Begitu juga rumput liar ditaman Rumah Sakit yang telah panjang kolam ilalang, Buyung pun siap memangkas dengan mesin pemotong, itu merupakan pekerjaan rutin selain membantu pekerjaan lain bila ada orang yang minta tolong. Hanya satu tekad terbersit di hatinya bersabar serta memupuk harapan semoga suatu hari nanti ia sanggup menjadi pegawai RSUD dr Adnaan WD, bukan tenaga kontrak pihak ketiga.
Buyung pun berujar, bahwa "Oyong dan Ujang merupakan sama-sama meniti karir dengannya di RSUD dr Adnaan WD sebagai tenaga kebersihan lingkungan Rumah Sakit, namun Oyong yang tamatan Sekolah Menengah Pertama dan Ujang lulusan SD telah menjadi PNS alasannya ialah dari awal masuk Rumah Sakit mereka berstatus sebagai tenaga Pegawai Tidak Tetap (PTT), atas anjuran RSUD dr Adnaan WD melalui Badan Kepegawaian Daerah Pemko Payakumbuh, mereka ketika ini, kalau tidak salah tahun 2008 telah diangkat jadi PNS. Sementara saya, masih bekerja di perusahaan pihak ke tiga yang memperkerjakan di RSUD dr Adnaan WD. Namun, semua itu saya syukuri masih sanggup bekerja di Rumah Sakit meskipun sebagai Cleaning Service." Kenang Buyung berkaca-kaca.
Buyung bersabar, meskipun ada angan-angan untuk menjadi PNS atau tenaga tetap RSUD dr Adnaan WD. Kadangkala angan-angan itu sirna, mengingat ia tidak punya ijasah. Beliau putus sekolah di kelas 4 Sekolah Dasar, jadi harapan itu terasa hampa.
Memasuki tahun 2011, ketelatenan Buyung sebagai orang yang suka membantu di bidang kerja bahu-membahu hal-hal yang tidak terukur, memperbaiki WC macet misalnya, membersihkan kanal selokan atau mengangkat dan memindahkan barang dari gudang A ke gudang B, terpantau oleh eksekutif utama RSUD dr Adnaan WD, yaitu dr. Yunier Salim, MARS. Buyung kelahiran 1973 yang ketika itu berusia 38 tahun diminta untuk menuntaskan Sekolah Dasar, semoga ia sanggup diangkat menjadi tenaga kontrak di RSUD dr Adnaan WD.
Bagaikan mendapatkan setetes air di padang pasir nan terik, Buyung pun menamatkan pendidikan SD melalui ujian persamaan di salah satu SD di Payakumbuh. Alhasil, di tahun 2011 ia resmi di angkat menjadi tenaga kontrak RSUD dr Adnaan WD atas persetujuan pemkot Payakumbuh.
Meskipun telah berpakaian dinas ala Pemko, Buyung tidak melupakan 17 tahun mengabdi sebagai Cleaning Service. Ia sangat berterima kasih pada perusahaan yang telah menggunakan jasanya, ia tidak pernah di pecat diskors ataupun apa namanya terkait pelanggaran disiplin.
Sebagai tenaga kontrak baru, Buyung ditempatkan di Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) bidang sanitasi lingkungan. Ia pun satu instalasi dengan sobat lamanya Oyong yang bertanggung jawab penuh memperabukan sampah medis melalui mesin incenerator. Sedangkan diluar itu, bila tabung oksigen kosong, Buyung atau Oyong yang paling sering di telpon oleh Perawat untuk mengganti semoga menjadi penuh kembali.
Berdasarkan pengamatan penulis, selain ditempatkan di bidang sanitasi, Buyung dalam bekerja tidak pilah-pilih, ia masih menyerupai yang dulu, masih mau membantu bila ada yang minta tolong meskipun di luar job of description .Memasuki angka 4 tahun jadi tenaga kontrak, Buyung mengaku sangat menikmati pekerjaan yang ia lakoni sekarang. Saat ini cita- citanya sederhana, ia ingin menyerupai Oyong yang telah PNS. Dan ia pun memupuk harapan baru, ingin punya rumah langsung untuk 4 orang anaknya, yang sulung ketika ini duduk dibangku kelas 2 SLTP dan yang paling bontot berumur 8 bulan.
Hikmah yang sanggup di petik dari potret kehidupan Buyung ini berdasarkan penulis adalah, bersabar dan selalu memupuk harapan bahwa suatu nanti akan terkabul apa yang di inginkan. Dalam mewujudkan bentuk rasa sabar itu ialah perlunya pengorbanan dan tidak membatasi diri dengan idealisme pantang disuruh orang lain bila tidak ada apanya? Intinya ikhlas, imbalan akan menyusul. Juga tidak mengemis semoga di beri posisi yang lebih baik dari atasan, namun cukup tunjukan loyalitas dan pengabdian.(Anton Wijaya) Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Suka Sedih Buyung 17 Tahun Jadi Cleaning Service Di Rsud Dr Adnaan Wd"
Posting Komentar