Sepertinya, dia ditakdirkan menuntut ilmu di Unair, atau memang sudah ada planning dari awal oleh orang tuanya.
Wiwit gres saja balik dari Belanda. Ia terpilih bersama 7 orang mahasiswa/i Fakultas Keperawatan Unair lainnya, untuk mengikuti kegiatan pertukaran pelajar, antara Unair dengan Avans Hogeschool The Netherland.
Tentunya wiwit sangat bahagia sanggup menimba pengalaman selama dua (2) ahad di negara Kincir angin tersebut. Terbukti statusnya di Facebook, menyatakan: Mau tau wacana Belanda? Mau tau wacana Keperawatan di Belanda? Atau ingin sanggup pergi kesana ibarat saya.
Temukan jawabannya di kegiatan "Sharing bersama mahasiswa FKp Student Exchange 2012" Let's join us. Rabu,24oct'12. Pk 15.30. Fakultas Keperawatan Unair. FREE dan terbuka untuk umum.
Jujur. Saya penasaran, berhubung tidak sanggup mengikuti kegiatan tersebut, maka saya kirim pesan ke inbok mbak wiwit untuk menggali pengalamanya selama di Belanda, serta bagaimana cara ia sanggup terpilih? Dan, Apa saja persyaratan yang harus dilengkapi untuk mengikuti kegiatan pertukaran pelajar ke Belanda?
Bak gayung bersambut, mbak wiwit ternyata tidak pelit mengembangkan informasi. Beberapa pertanyaan saya ajukan, diantaranya:
Mengapa anda sanggup terpilih ke Belanda ?
Jawaban: Kalau yang di Belanda ini kebetulan Unair yang mengadakan. Nama programnya, student exchange. Unair punya beberapa link kerjasama dengan beberapa universitas di luar negri. Seperti, Avans Hogeschool The Netherland.
Saya terpilih, alasannya ikut seleksi. Seleksinya ada 2 tahap. Seleksi manajemen dan Tes presentasi, serta wawancara.
Untuk manajemen syarat utamanya menciptakan essay dalam bahasa inggris wacana alasan mengikuti kegiatan pertukaran pelajar (student exchange) . Bentuk essay yang ditulis, seperti, kalau lolos rencananya disana mau ngapain? dan poin of action sehabis kembali.
Kemudian, syarat manajemen lainya, IPK 3,0 dan score Toefl 500.
Berapa usang anda di Belanda ?
Jawaban:
Saya cuma 2 ahad di sana. Pada hal mahasiswa Belanda yang ke Unair selama 3 bulan. Ternyata berkaitan dengan biaya hidup. Dua ahad hidup di Belanda, setara dengan biaya hidup 3 bulan disini. Makanya cukup singkat. Tapi, Alhamdulillah bermanfaat.
Apa saja yang dikerjakan selama 2 ahad di Belanda?
Jawaban:
Selama 2 ahad 80% diisi dengan kuliah. Hari pertama sempat ketemu dengan Perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Belanda. Sejawat perawat yang kerja di Belanda, mereka menjelaskan kalau tolong-menolong peluang bekerja sebagai Perawat disana sangat besar.
Peluang melanjutkan study bagi Perawat ke Belanda gimana? o ya, berapa orang sejawat Perawat yang bekerja di Belanda dikala ini?
Jawaban:
Kalau peluang melanjutkan studi, insya Tuhan sangat besar. Tapi, kendalanya yakni tidak semua orang Belanda sanggup berbahasa Inggris, sepertinya, itu yang menjadi faktor penyulit.
Sekitar, ada 30 orang Perawat yang bekerja di Belanda dikala ini. Lebih valid, mungkin sanggup menghubungi ketua PPNI Belanda (INNA Netherlands) , namanya pak Zaenal Van Patrol.
Saya tidak sanggup mewawancarai mbak wiwit terlalu banyak, alasannya keterbatasan waktu. Namun, informasi lanjut saya cari tau di situs Fakultas Keperawatan Unair.
Menarik jikalau disimak goresan pena yang dipublikasikan di situs Fakultas Keperawatan Unair oleh bidang humasnya. Hari pertama, mahasiswa dan dosen sempat merasakan hidangan laboratorium Avans Hogeschool The Netherland. Saat diskusi berlangsung, mahasiswa dan pembimbing dari Unair sempat kebingungan.
Ternyata mahasiswa dari Avans berdiskusi tidak memakai bahasa Inggris. Untung Mr. Koen perwakilan dari Avans menterjemahkan apa yang di bicarakan mahasiswanya. Sehingga, mahasiswa dan pembimbing dari Unair sanggup memahami maksud dan tujuan diskusi. (link disini)
Hari kedua, wiwit dan kawan-kawan mengunjungi De Herbeiger, di Indonesia disebut juga Panti wreda. Rata-rata penghuni panti berusia 85 tahun. Panti disana, bangunanya ibarat hotel di Indonesia, boleh dikatakan layak. Penghuni panti wreda kebanyakan mengalami demensia.
Tujuan kunjungan, bagaimana cara berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien yang dirawat di Panti Wreda. Namun, teknik dan caranya didiskusikan di kampus. Sedangkan di panti wreda, hanya sebagai daerah sosialisasi. (link disini)
Lain kesempatan, mbak wiwit juga mengunjungi Rumah Sakit Sint Lucas Andreas, yang terletak di Amsterdam. Disana ia bertemu Cak heri, perawat senior asal Indonesia.
Mbak wiwit mengaku, tertantang melanjutkan study ke Belanda, negara yang populer sebagai negeri kincir angin.
Insya Allah, medianers akan share lagi info keperawatan dari luar negri dilain waktu. Ditunggu ya pemirsa! (Anton Wijaya). Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Mau Tau Perihal Keperawatan Di Belanda?"
Posting Komentar