Kritikan tersebut ia lontarkan sudah lama. Sejak kami sebelum ijab kabul, kini dia sudah hamil tua, belum juga saya tanggapi serius.
Malam ini, suasana begitu santai, diruang tamu, saya asyik bermain Laptop. Lalu istri menghampiri dan berkata. Bang coba buka postingan di yang berjudul Malu pada Pedagang Kaki Lima. Dalam goresan pena itu terdapat 3 kesalahan.
Dimana letak salahnya? jawab saya seketika. Sambil menatap monitor, istri mengarahkan kursor sambil menjelaskan kalimat yang salah. Diantaranya:
1. Abang belum juga merubah penggunaan akhiran 'nya'
2. Abang tidak sempurna memakai kata 'Kompensasi' pada pragraf ke-3 alinea 3.
3. Abang tidak melakukan pesan yang ada di pragraf ke-6.
Satu persatu jadi bahasan, pada poin 1 cuilan yang salah berdasarkan istri saya yakni kalimat 'jualanya mengalami kerugian'. Seharusnya 'jualannya mengalami kerugian'. Artinya 'n' dilarang dihilangkan, tapi dijadikan ganda.
Sebagai penguat pendapat diatas, istri saya juga menganjurkan untuk browsing. Hasil yang didapat, dari blog miftakh.com yakni dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yang berlaku objek atau pemilik.
Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Akhirnya, saya paham dan mengaku salah. Istri eksklusif over acting, mengaku nilai pelajaran Bahasa Indonesianya waktu SLTA dulu 11. Masa sih? nilai maksimalkan cuma 10 hehe..
Masuk ke poin 2 wacana penggunaan kata Kompensasi Kalimat utuhnya, ibarat ini: "minta kompensasi saja pada Perawat dinas sore untuk telat tiba hingga hujan reda".
Koreksi sang istri adalah, penggunaan kata kompensasi tidak tepat. Seharusnya kata Kompensasi diganti dengan Dispensasi. Sebab, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Dispensasi yakni pengecualian dari hukum alasannya yakni adanya pertimbangan yang khusus; pembebasan dari suatu kewajiban atau larangan.
Sedangkan Kompensasi pengertiannya (1) ganti rugi; (2) pemberesan piutang dengan memperlihatkan barang-barang yang seharga dengan utangnya. Jadi, kalau dibaca dari pengertian diatas, kata yang paling sempurna dipakai yakni Dispensasi, ulasnya.
Lagi-lagi saya mengaku salah.
Poin ke-3 tidak berkaitan dengan penggunaan kalimat. Tetapi, komitmen yang belum sanggup ditepati untuk memastikan apakah plafon rumah mengalami sumbatan, sehingga mengakibatkan rembesan kedalam ruangan ketika hujan lebat. Berhubung beberapa hari ini selalu panas, saya tidak beraksi. Maka terjadilah penagihan dari sang istri untuk memperbaiki.
Lalu, saya berkilah 'lupa' memperbaiki. Dan, istri tersenyum sumringah telah sukses memberi kritikan cerdas.(AW/foto pixabay.com) Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Kritikan Cerdas Dari Istri"
Posting Komentar