Menarik juga mendengar pidatonya Sepp Blater si juragan bola, katanya "Memang kita tidak dapat merubah dunia, tapi kita dapat membangun sebuah peradaban untuk menuju masa depan yang lebih baik."
Masa depan yakni masa yang akan datang, masa yang perlu disiapkan sedari dini.
Dalam sebuah bacaan, maaf aku lupa siapa penulisnya, ia bercerita ada seorang tokoh yang ingin menguasai dunia. Untuk melancarkan usahanya, ia mulai dengan menguasai negaranya sendiri, katakanlah ingin jadi presiden.
Di masa mudanya, si tokoh tersebut sangat bersemangat mewujudkan ambisinya . Siang malam banting tulang, terus bersemangat dan terus bergelora.
Di usianya yang mulai uzur, cita-citanya tak kunjung terwujud. Malahan istri dan anaknya mulai tidak peduli dengan beliau, sebab si tokoh ambisius tersebut, terlalu sibuk diluar rumah, sehingga waktu untuk keluarga sangat minim.
Tragis, kesudahannya istri dan anaknya meninggalkan dia disaat ia butuh perhatian.
Si tokoh menyadari di kala anak-anaknya waktu kecil butuh kasih sayang, ia kemana? Disaat istrinya butuh kehangatan, ia dimana? Banyak pertanyaan yang menciptakan ia semakin bersalah. Mungkin, ini yakni sebuah karma.
Lalu, Si tokoh menyesal, seharusnya yang perlu dirubah itu yakni dirinya sendiri, kalau ingin merubah dunia. Sepantasnya ia menunjukkan kasih sayang pada anak, istri dan orang-orang terdekatnya. Ia seharusnya jadi panutan dilingkungan daerah ia tinggal.
Sebaiknya, ia berguru memimpin dikelompok kecil, kalau ia sukses, tanpa diminta, ia akan dipromosikan banyak orang untuk memimpin yang lebih besar. Apa daya, penyesalan selalu tiba terakhir.
Pada dasarnya, kalau ingin merubah dunia, rubahlah diri sendiri sedini mungkin. Maka perubahan besar akan menyertainya.
Menatap masa depan (Sumber: houstonforesight.org/by Pam McConathy Schied) |
Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Perubahan Besar Ada Dalam Diri"
Posting Komentar