Tugas yang disuruh kemaren, sudah saya kumpulkan ( Tugas : baca dipostingan 2 Minggu di RSJ Dr Marzoeki Mahdi Bogor). Pembimbing telah mengkoreksi, tidak ada yang salah dan juga tidak dibilang benar. Tetapi, pembimbing meluruskan sebagaimana mestinya. Sebab, taktik pelaksanaan yang dibentuk ihwal apa yang akan saya komunikasikan ke Tn.N nanti, dituliskan dulu dalam bentuk goresan pena yang telah terformat. Dengan ada goresan pena tersebut, pembimbing mengetahui hal apa yang akan saya lakukan.
Therapy Aktivitas Kelompok dengan duduk melingkar, antara petugas (Perawat), pasien dan mahasiswa gres pertama kali saya lihat. Sebelumnya, saya juga belum pernah baca buku ihwal itu.
Duduk melingkar tersebut bertujuan untuk memotivasi pasien berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan. Terkait dengan Tn.N yang menarik diri, ternyata patuh saja mengikuti usul Perawat Senior disana, sedangkan usul saya tidak direspon. Namun, saya tetap mengambil posisi duduk didekatnya, sesuai aba-aba pembimbing.
Kegiatan itu pun dibuka oleh Leader, pemimpin diskusi. Sebelumnya seluruh pasien yang ada dalam lingkaran, telah diajak pagi-pagi berkeliling Rumah Sakit. Mereka diminta untuk mengamati lingkungan dan apa saja yang dirasakan saat melihat situasi yang ada diluar. Kemudian, pasien diminta mengambar apa yang dilihat dan dirasakan diatas kertas. Sementara itu, kertas dan pensil dibagikan buat masing-masing pasien.
Saya mengamati, ada yang menciptakan bunga, ada yang menggambar wajah cewek, ada pula yang hanya mondar-mandir sambil berjalan. Leader bilang untuk pasien yang satu itu tidak apa-apa tidak ikut, bahwasanya dia Retardasi Mental, atas permintaan keluarga, dia tetap dirawat disini.
Masing-masing pasien telah simpulan menggambar dan leader pun mempersilahkan. Siapa yang berani tunjuk tangan untuk menceritakan apa yang dialami saat jalan-jalan pagi tadi?
Berjarak 3 orang dari sisi kanan saya, tunjuk tangan. Dia masih lajang, dari awal kelihatan aktif. Beliau menjawab. Saya tadi melihat Bill Clinton bangun dan mengajak saya ke Amerika untuk menjadi wakilnya, tapi saya tolak. Lalu, pasien tersebut pertanda kertas lukisan semrawaut wajah orang.
Mendengar pernyataan tersebut, rasanya ingin ketawa lepas. Tapi, teringat kata pembimbing. Mereka tiba kesini bukan untuk ditertawakan.Tapi untuk diarahkan. Saya cepat memalinkan wajah , serta menunduk dan diam.
Atas pernyataan pasien tersebut, Leader menanggapi. Bahwa, yang ia lihat itu bukan Bill Clinton. Mungkin saja orang yang mirip, alasannya Bill Clinton presiden Amerika, Jikapun ia kesini niscaya dikawal ketat dan Leader memberi kebanggaan terhadap pasien tersebut. Karena, berani memberikan pendapat.
Begitu selanjutnya, seluruh pasien diberi kesempatan untuk memberikan temuanya pada pagi itu dan pasien lain boleh pula menunjukkan tanggapan. Jika ada yang tidak tepat, leader kembali meluruskan. Sedangkan kami mahasiswa, diminta untuk memotivasi masing-masing pasien binaan, semoga mau berinteraksi.
Saya sungguh kagum dengan Aktivitas pagi ini. Betul kata Buk Syahziar dan Buk Lili, bahwa disini tidak ada orang gila, yang ada hanya gangguan jiwa. Saya pun semakin tertarik untuk menjalani Praktek Klinik Keperawatan Jiwa.
Sayangnya, saya tidak bisa mengabadikan lewat foto, lantaran pembimbing telah memberi peringatan. Apapun yang ada dalam ruangan dilarang diambil, berupa foto. Kecuali ilmu, silahkan dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Seminggu telah saya lalui di Ruangan Sadewa. Pagi ini, saya kaget. Pas hingga diruangan. Tn.N mengucapkan, Selamat Pagi Bruder Anton!..Kaget bukan lantaran dipanggil Bruder. Tetapi, sesuai kata pembimbing, bila seorang pasien menarik diri bisa menunjukkan respon pada seseorang. Apalagi, mau mengucapkan salam, hal tersebut yaitu kemajuan besar untuk proses penyembuhanya.
Lantas, saya membalas. Selamat Pagi Tn.N. Bagaimana perasaan anda pagi ini? Tn.N hanya membisu dan tertunduk. Dan,saya berusaha menarik perhatianya dengan duduk didekat beliau. Karena hanya diam, saya berusaha mengajak dia untuk duduk diberanda samping ruangan sambil menikmati udara Bogor nan sejuk.
Oh ya. Pertama kali dipanggil Bruder saya juga heran. Kok perawat pria di RSJ Dr Marzoeki Mahdi dipanggil Bruder? kata senior Angkatan I dan II Akper Pemerintah Daerah Padang Pariaman, kata Bruder itu peninggalan zaman Belanda. Dari Wikipedia saya kutip, asal kata Bruder betul dari Belanda dengan goresan pena Broeder yang berarti saudara lelaki. Sebenarnya kata Bruder lebih sempurna untuk panggilan Rohaniawan Katolik.
Dalam hati saya berkata. Insyaallah, dalam waktu 2 ahad di ruangan Sadewa, saya akan sanggup menjalin Trust dengan Tn.N. Dasar pemikiran, Tn.N telah mau mengucapkan salam dan juga mau diajak jalan-jalan sekitar ruangan. (AW). Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "2 Ahad Di Rsj Dr Marzoeki Mahdi Bogor (Bagian 2)"
Posting Komentar