Dimasa bawah umur ini pulalah, masa menyesuaikan diri dengan lingkungan, bawah umur tidak takut terhadap sesuatu, kecuali ia ditakut-takuti yang dapat meremuk-redamkan mentalnya. Anak-anak selalu penasaran sesuatu hal baru, ingin mencoba, ingin mengenal rasanya ibarat apa? Hanya orang sampaumur yang melarang, takut akan ancaman akan menimpa. Seperti bawah umur mencar ilmu meloncat, bawah umur berlari di tepi pantai dan mencoba untuk menyelam.
Dapat satu hari jatah libur di H+6 lebaran, saya menyempatkan membawa bawah umur bermain ke pantai. Putri pertama saya berusia 3,8 tahun, ia sungguh senang, begitu pula dengan adiknya yang berusia 1,8 bulan menghenyak duduk memainkan pasir. Terlihat di wajah mereka rasa bahagia.
Saya yakni Ayah yang paling jarang membawa anak bermain ke tepi pantai , apalagi ke daerah rekreasi, meskipun di hari libur. Saat lebaran 2016 ini hanya sebuah kebetulan, alasannya bersilaturahmi ketempat orang renta (amak) yang memang tinggal di erat pantai. Hanya 2 jam, bawah umur dibawa pulang, masa bermainnya pun terenggut.
Esok harinya bawah
umur protes, ingin kembali ke pantai, tapi saya dan ibundanya tidak dapat mengabulkan alasannya dibayang-bayangi pekerjaan. Ibundanya dinas siang di rumah sakit, sementara Ayah masuk malam. Artinya harus segera berangkat, kalau dapat pagi ini, mengingat arus transportasi padat dan macet.
Di atas mobil, anak saya bertanya " Kok Ayah cepat ke Payakumbuh? Areta nggak mau pulang, Areta mau ke pantai." Ucapnya. Saya jawab, "Ayah, kiprah nak, jadi kita harus balik lagi ke rumah. Dan siang ini Bundamu masuk kerja."
"Ayah dan bunda dilarang kerja, Areta mau main ke pantai." Sanggahnya.
"Kalau ayah dan bunda tidak kerja, bagaimana cara membeli susu untukmu nak?" Kilah saya.
"Kan ada TM ( Maksudnya ATM). Nanti ayah ambil uang di TM, buat beli susu Areta." Bantahnya.
"Aduh nak. Uang di ATM itu dapat di ambil, kalau ayah dan Bundamu kerja dulu. Jika tidak uang di ATM tidak dapat di ambil." Jelas saya.
Dengan sedih, ia jawab "Ayah sombong" maksudnya bilang "Ayah Jahat" alasannya kata "jahat" tidak ia ketahui maka diganti dengan kata "sombong." Terus ia tambahkan, "Areta tidak mau lagi berteman dengan Ayah." Keluhnya dengan kesal.
Yah, saya hanya urut dada, bingung antara keluarga dan tugas. Tanpa bekerja, saya tidak dapat menafkahi mereka. Dan, tanpa mereka buat apa saya susah-susah bekerja. Entahlah, hanya tuhan yang tau (AntonWijaya)
Sumber https://medianers.blogspot.com/
Di atas mobil, anak saya bertanya " Kok Ayah cepat ke Payakumbuh? Areta nggak mau pulang, Areta mau ke pantai." Ucapnya. Saya jawab, "Ayah, kiprah nak, jadi kita harus balik lagi ke rumah. Dan siang ini Bundamu masuk kerja."
"Ayah dan bunda dilarang kerja, Areta mau main ke pantai." Sanggahnya.
"Kalau ayah dan bunda tidak kerja, bagaimana cara membeli susu untukmu nak?" Kilah saya.
"Kan ada TM ( Maksudnya ATM). Nanti ayah ambil uang di TM, buat beli susu Areta." Bantahnya.
"Aduh nak. Uang di ATM itu dapat di ambil, kalau ayah dan Bundamu kerja dulu. Jika tidak uang di ATM tidak dapat di ambil." Jelas saya.
Dengan sedih, ia jawab "Ayah sombong" maksudnya bilang "Ayah Jahat" alasannya kata "jahat" tidak ia ketahui maka diganti dengan kata "sombong." Terus ia tambahkan, "Areta tidak mau lagi berteman dengan Ayah." Keluhnya dengan kesal.
Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Masa Bermain Anak Direnggut Orang Tua"
Posting Komentar