Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas
Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas mulai dari definisi, faktor yang berafiliasi dengan Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas, hingga pada intervensi keperawatan untuk mengatasi problem pada Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitassebelum membahas problem Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas,kita kupas terlebih dahulu apa itu intoleransi aktivitas
Definisi intoleransi aktivitas:
intoleransi aktivitas yaitu suatu Penurunan dalam kapasitas fisiologi seseorang untuk melaksanakan kegiatan hingga tingkat yang diinginkan atau yang dibutuhkan (Magnan,1987)Faktor yang berafiliasi intoleransi kegiatan (Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas)
Berhubungan dengan gangguan sistem transpor oksigen :(Jantung) (Pernapasan)
Penyakit jantung kongenital PPOK
Kardiomiopati Atelektasis
Gagal jantung kongestif
Angina (Sirkulasi)
Infark miokard Anemia
Disritmia Hipovolemia
Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme :
(Infeksi) (Tindakan)
Infeksi virus Operasi
Hepatitis Pemeriksaan diagnostik
(Penyakit kronis) Tirah baring lama
Ginjal
Hepar
(Lingkungan)
Stress ekstrim
Nyeri
Berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi :
Obesitas
Malnutrisi
Ketidakadekuatan diet
Berhubungan dengan
ketidakaktifan :
Depresi
Kurang motivasi
Gaya hidup monoton
Data yang harus ada
Perubahan respons terhadap aktivitas
Pernapasan :
Dispnoe
Takipnoe
Sesak napas
Nadi
Lemah
Frekwensi menurun
Frekwensi meningkat
Tekanan darah
Gagal meningkat dengan aktivitas
Diastolik meningkat 15 mmHg
Data yang mungkin ada :
Pucat atau sianosis
Kekacauan mental
Kelemahan
Keletihan
Vertigo
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas
2. Memperlihatkan kamajuan (ketingkat yang lebih tinggi dari mobilitas yang mungkin)
3. Memperlihatkan penurunan tanda-tanda hipoksia terhadap aktifitas (nadi, tekanan darah, pernapasan)
4. Melaporkan reduksi gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi
1. Kaji respon individu terhadap aktivitas
a. Ukur nadi, tekanan darah, pernapasan dikala istirahat
b. Ukur tanda vital segera dan 3 menit sesudah istirahat.
c. Hentikan kegiatan klien bila :
Keluhan nyeri dada, dispnoe, vertigo, kekacauan mental
Frekwensi nadi menurun
Tekanan sistolik menurun
Tekanan diastolik meningkat 15 mmHg
Frekwensi pernapasan menurun
d. Kurangi intensitas, frekwensi, lamanya kegiatan bila
Frekwensi nadi lebih dari 3 menit untuk kembali frekwensi awal (atau 6 denyut lebih cepat dari frekwensi awal).
Frekwensi pernapasan meningkat hiperbola sesudah aktivitas.
Terdapat tanda-tanda hipoksia.
2. Meningkatkan kegiatan secara bertahap
a. Untuk klien yang pernah tirah baring lama, mulai melaksanakan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari.
b. Rencanakan waktu istirahat sesuai dengan jadwal sehari-hari klien.
c. Berikan keyakinan kepada klien bahwa mereka sanggup meningkatkan status mobilitasnya.
d. Beri penghargaan pada kemajuan yang dicapai.
e. Beri kesempatan klien menciptakan jadwal aktivitas dan sasaran pencapaian.
f. Tingkatkan toleransi dengan membiarkan klien melaksanakan kegiatan yang lebih lambat, lebih banyak istirahat, atau dengan banyak bantuan.
g. Secara sedikit demi sedikit tingkatkan kegiatan diluar daerah tidur 15 menit setiap hari, tiga kali sehari.
h. Izinkan klien untuk mengatur frekwensi ambulasi.
i. Anjurkan klien untuk menggunakan bantalan kaki yang nyaman.
3. Ajarkan klien metoda penghematan energi untuk aktivitas.
a. Luangkan waktu untuk istirahat.
b. Lebih baik duduk daripada bangun dikala melaksanakan aktivitas, kecuali hal ini memungkinkan.
c. Saat melaksanakan suatu aktivitas, istirahat setiap 3 menit selama 5 menit untuk membiarkan jantung pulih.
d. Hentikan kegiatan jikalau keletihan atau terlihat tanda-tanda hipoksia.
4. Instruksikan klien untuk konsulasi kepada dokter atau jago terapi fisik untuk acara latihan jangka panjang.
5. Rujuk kepada perawat komunitas untuk tindak lanjut jikalau diperlukan.
demikian wacana Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas mulai dari definisi, faktor yang berafiliasi dengan Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas, hingga pada intervensi keperawatan untuk mengatasi problem pada Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas
Depresi
Kurang motivasi
Gaya hidup monoton
Data yang harus ada
Perubahan respons terhadap aktivitas
Pernapasan :
Dispnoe
Takipnoe
Sesak napas
Nadi
Lemah
Frekwensi menurun
Frekwensi meningkat
Tekanan darah
Gagal meningkat dengan aktivitas
Diastolik meningkat 15 mmHg
Data yang mungkin ada :
Pucat atau sianosis
Kekacauan mental
Kelemahan
Keletihan
Vertigo
Kriteria hasil dari tindakan pada Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas
Individu akan :1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas
2. Memperlihatkan kamajuan (ketingkat yang lebih tinggi dari mobilitas yang mungkin)
3. Memperlihatkan penurunan tanda-tanda hipoksia terhadap aktifitas (nadi, tekanan darah, pernapasan)
4. Melaporkan reduksi gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi
1. Kaji respon individu terhadap aktivitas
a. Ukur nadi, tekanan darah, pernapasan dikala istirahat
b. Ukur tanda vital segera dan 3 menit sesudah istirahat.
c. Hentikan kegiatan klien bila :
Keluhan nyeri dada, dispnoe, vertigo, kekacauan mental
Frekwensi nadi menurun
Tekanan sistolik menurun
Tekanan diastolik meningkat 15 mmHg
Frekwensi pernapasan menurun
d. Kurangi intensitas, frekwensi, lamanya kegiatan bila
Frekwensi nadi lebih dari 3 menit untuk kembali frekwensi awal (atau 6 denyut lebih cepat dari frekwensi awal).
Frekwensi pernapasan meningkat hiperbola sesudah aktivitas.
Terdapat tanda-tanda hipoksia.
2. Meningkatkan kegiatan secara bertahap
a. Untuk klien yang pernah tirah baring lama, mulai melaksanakan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari.
b. Rencanakan waktu istirahat sesuai dengan jadwal sehari-hari klien.
c. Berikan keyakinan kepada klien bahwa mereka sanggup meningkatkan status mobilitasnya.
d. Beri penghargaan pada kemajuan yang dicapai.
e. Beri kesempatan klien menciptakan jadwal aktivitas dan sasaran pencapaian.
f. Tingkatkan toleransi dengan membiarkan klien melaksanakan kegiatan yang lebih lambat, lebih banyak istirahat, atau dengan banyak bantuan.
g. Secara sedikit demi sedikit tingkatkan kegiatan diluar daerah tidur 15 menit setiap hari, tiga kali sehari.
h. Izinkan klien untuk mengatur frekwensi ambulasi.
i. Anjurkan klien untuk menggunakan bantalan kaki yang nyaman.
3. Ajarkan klien metoda penghematan energi untuk aktivitas.
a. Luangkan waktu untuk istirahat.
b. Lebih baik duduk daripada bangun dikala melaksanakan aktivitas, kecuali hal ini memungkinkan.
c. Saat melaksanakan suatu aktivitas, istirahat setiap 3 menit selama 5 menit untuk membiarkan jantung pulih.
d. Hentikan kegiatan jikalau keletihan atau terlihat tanda-tanda hipoksia.
4. Instruksikan klien untuk konsulasi kepada dokter atau jago terapi fisik untuk acara latihan jangka panjang.
5. Rujuk kepada perawat komunitas untuk tindak lanjut jikalau diperlukan.
demikian wacana Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas mulai dari definisi, faktor yang berafiliasi dengan Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas, hingga pada intervensi keperawatan untuk mengatasi problem pada Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas
0 Response to "Diagnosa Keperawatan Intoleransi Aktivitas"
Posting Komentar