Fulan mulai keringatan, bukan alasannya yakni kekenyangan habis makan, tetapi ia kehilangan dompet. Entah tinggal di rumah atau tercecer di jalan. Ia mulai panik, dengan apa membayar makanan yang telah ia lahap di sebuah restoran Padang.
Sembari merogoh saku kanan, ia terus berpikir, kemudian buka tas, periksa sana-sini, juga tidak menemui uang.
"Aduh, sial ! Kemana ya dompet saya?" Gumam Fulan.
Tanpa disadari Fulan, di belakangnya ada seorang anak muda terus memperhatikan gelagat Fulan. Sementara disampingnya beberapa orang cewek sedang bersenda gurau. Fulan merasa tidak yummy hati, seakan-akan cewek tersebut menertawakan dirinya.
Fulan memberanikan diri, memanggil pelayan. " Uda, sini. Berapa semuanya?" Sambil menunjuk jenis lauk-pauk dan minuman yang ia konsumsi.
"35 ribu pak." Sahut pelayan, sambil menawarkan bon daftar makanan dan minuman yang telah disantap Fulan.
Di Kasir, Fulan menyerahkan bon makanan pada petugas kasir, seraya berkata, "Mohon maaf Uda, saya kehilangan dompet, sementara uang saya hanya ada di dompet tersebut. Boleh saya berhutang dulu. Besok saya antar kesini pembayaran yang telah saya makan." Ucap Fulan.
Tiba-tiba, tiba seorang perjaka yang memperhatikan gelagat Fulan tadi. Ia berkata, "Saya yang bayar semuanya, hitung sekalian dengan ini." Sambil menyerahkan bon makannya.
Mendengar pernyataan tersebut, Fulan benar-benar kaget. Ia tidak mengenal perjaka tersebut. Akan tetapi kok ia berbaik hati. Fulan pun tercengang.
Lantas perjaka itu memperkenalkan dirinya, " Saya Budi Pak. Saya kenal Bapak. Mungkin Bapak tidak ingat lagi, bahwa orang renta saya pernah di rawat, bapaklah yang merawatnya di RSUD dr Adnaan WD. Saya dari tadi memperhatikan Bapak mencari sesuatu. Saya tau bapak sedang dalam masalah. Makara saya berkewajiban pula membantu. Karena Bapak juga pernah membantu orang renta saya di Rumah Sakit. Jelasnya.
Fulan sungguh terharu, ia menjabat tangan Budi erat-erat. "Terima Kasih banyak dik. Maafkan saya tidak ingat lagi. Saya sungguh tersanjung dan sangat tertolong. Sekali lagi terima kasih sudah membayar makan saya."
Petugas kasir pun tersenyum, yang awalnya akan memberi kelonggaran.
Pembaca setia medianers, kejadian di atas bukan dongeng fiktif belaka. Tetapi pernah terjadi pada seorang Perawat, teman penulis sendiri, namun ceritanya sedikit penulis modifikasi, baik kawasan maupun kronologis kejadiannya. Namun substansi sama, yakni Perawat tersebut menemui sedikit masalah, tapi ada seorang yang baik hati membantunya, alasannya yakni Perawat tersebut pernah pula menolong serta memberi fasilitas pada orang renta perjaka tersebut, dikala orang tuanya dirawat di rumah sakit kawasan Fulan bekerja.
Poin yang ingin disampaikan dalam postingan ini adalah, berbuat sepakat pada siapa saja. Terutama dikala menjalankan tugas. Karena suatu waktu, tanpa kita kehendaki kebaikan dari orang lain akan sanggup pula kita rasakan.
Rumusnya, mudahkalah urusan orang lain, jikalau urusanmu ingin dimudahkan pula oleh orang lain. Bantulah orang lemah, jikalau kau ingin pula dibantu orang lain dikala tidak berdaya. Berbuat sepakat pada semua orang, jikalau kau menghendaki orang lain berbuat baik padamu. Demikian sebaliknya, jikalau kau mempersulit urusan orang lain, pasti urusanmu akan sanggup kesulitan pula suatu dikala nanti.(AntonWijaya)
Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Mudahkanlah Urusan Orang Lain, Kalau Urusanmu Ingin Dimudahkan"
Posting Komentar