Cara Mendidik Anak Supaya Tertib Berbicara (Komunikasi Efektif)

Barangkali selaku orang tua, mungkin anda pernah mengalami, disaat akan berbicara dengan tamu atau dengan orang lain, anak juga ingin berbicara dengan anda, untuk mengalihkan pembicaraan semoga ayah atau ibunya tidak berbicara dengan tamu. Setiap akan melanjutkan pembicaraan dengan orang lain, anak kembali berulah yang sanggup menciptakan anda jengkel.
 disaat akan berbicara dengan tamu atau dengan orang lain Cara Mendidik Anak Agar Tertib Berbicara (Komunikasi Efektif)
Ilustrasi
Pengalaman demikian pernah saya rasakan, kebetulan saya punya seorang putri berusia 3,4 tahun. Saat saya berbicara serius dengan ibunya, sang putri juga ingin mengajak saya 'ngomong' selayaknya, saya harus berbicara dengannya, bukan dengan ibunya. Jika tidak dilayani ia akan berisik, bernyanyi misalnya, atau ngomong keras tak karuan semoga diperhatikan.

Ketika ayah atau ibu sedang berbicara serius, anak merasa diabaikan, dan ia akan menciptakan sesuatu untuk merubah situasi semoga ia diperhatikan. Namun, dalam situasi penting, hal-hal serius yang akan dibicarakan, tentunya lebih utama dari pada sekedar melayani anak yang hanya ingin di dengarkan, dipuji dan direspon kemauannya.

Atau ketika ada tamu, tentunya tamu ialah prioritas sebagai lawan bicara, mau-tidak mau anak akan terabaikan dalam hal perhatian berkomunikasi. Situasi demikian cukup pelik, banyak orang renta mengambil jalan pintas dengan cara mengancam dan memarahi sang anak, " eh, kau kalau masih ribut, akan ayah jewer" misalnya. Atau, " kau sanggup membisu tidak, nanti bunda nggak mau belikan es krim."

Dan, masih banyak kalimat negatif lainnya yang sanggup diucapkan pada anak untuk menghentikan sementara aktifitasnya yang menjengkelkan. Bahkan, orang renta ada yang tega melaksanakan tindakan kekerasan untuk menghentikan prilaku anak yang dianggap menganggu tersebut, menyerupai mencubit atau menjewer hingga anak menangis, menandakan tidak mendapatkan keadaan demikian.

Lalu bagaimana solusi yang baik, semoga anak sanggup
membisu dikala kita berbicara dengan orang lain, tanpa mengancam, apalagi menyakitinya yang sanggup menciptakan mental dan prilakunya jadi jelek di kemudian hari? 

Pada suatu kesempatan saya dan istri pernah ditanya buk umi, guru sekolah ( play group) putri kami. Pertanyaannya, " Ayah dan bunda, hal apa yang kurang berkenaan dilakukan Areta di rumah yang harus buk umi ajarkan pada putri anda di sekolah?" Tutur buk umi pada kami.

" Oh ya buk, Areta suka sekali mengambil pembicaraan dan mengalihkan perhatian bila saya berbicara dengan ibundanya atau dengan tamu atau dengan orang lain." Keluh saya pada buk umi. "Terus apa yang ayah lakukan bila mendapati hal demikian?" Tanya buk umi. 

" Yah, pembicaraan serius saya dengan orang lain jadi terhenti, dan menanggapi impian Areta, serta melayani ia berbicara." Jawab saya. " Apakah ayah merasa terganggu?" Tanya buk umi lagi. " Iya buk umi, saya merasa terganggu, bahkan lawan bicara saya juga kelihatan dongkol dengan situasi demikian." Ulas saya.

Buk Umi memperlihatkan pemahaman terkait mengatasi problem demikian. Ia pun menceritakan pengalamannya dikala mendidik Areta di sekolah. Suatu ketika juga pernah mengalami hal demikian. Saat buk umi berbicara dengan siswa lain, Areta juga ikut berbicara, kemudian buk umi bertindak sambil mengangkat ajun sambil berkata, " Maaf Areta! Buk umi lagi berbicara dengan Aqil ( teman Areta). Jika buk umi telah simpulan berbicara dengan Aqil, nanti kita bahas ya apa yang ingin Areta sampaikan ya (sambil mengangguk dan menjatuhkan tangan)." Ungkap buk umi pada saya, serta mendemonstrasikan cara mengangkat tangan dan mengangguk.

Alhasil Areta membisu dan sabar menunggu hingga buk umi simpulan berbicara dengan Aqil. Setelah itu, buk umi lanjut menanya Areta, " Silahkan Areta, apa yang ingin disampaikan.", Ucap buk umi menirukan. Buk umi pun meminta saya dan istri mempraktekkan hal demikian juga di rumah. Karena di sekolah Areta sanggup melakukannya, tanpa harus diancam, apa lagi disakiti.

Buk Umi pun berpesan, bila saya dan istri ada tamu, atau akan berbicara dengan orang lain, maka beri tau dulu sang anak, jelaskan padanya bahwa "ayah atau ibu akan kedatangan tamu, nanti ayah/ ibu akan membicarakan sesuatu yang penting dengan tamu tersebut, bila Areta ingin berbicara sesuatu mohon di sampaikan sesudah ayah atau ibu simpulan berbicara dengan tamu tersebut ya ( sampaikan hal demikian sambil menatap mata anak, usahakan posisi kepala ayah atau ibu sejajar dengan anak)." 

Demikianlah, pesan buk umi cara mendidik anak di rumah semoga tertib berbicara. Penulis, sengaja mengambil ilustrasi dari pengalaman pribadi, tanpa bermaksud apa-apa, hanya sebagai citra semoga gampang dipahami dalam mendidik anak menjalin komunikasi efektif. Seperti biasa, bila bermanfaat, silahkan di share (AntonWijaya)

Sumber https://medianers.blogspot.com/

Related Posts :

0 Response to "Cara Mendidik Anak Supaya Tertib Berbicara (Komunikasi Efektif)"

Posting Komentar