Jangan Anggap Remeh Pembedahan

Medianers  Apapun jenis pembedahan dilarang dianggap remeh, lantaran semuanya mempunyai resiko. Resiko yang dimaksud  tingkat kesulitan ketika operasi. Sebelumnya aku ingin menjelaskan wacana kategori Pembedahan/ operasi yang sanggup dikategorikan 4 bagian, diantaranya:
  1. Operasi besar khusus ( Operasi besar yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dan butuh waktu  lama mengerjakanya).
  2. Operasi besar ( Operasi yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi).
  3. Operasi sedang ( Operasi yang tidak terlalu sulit dan tidak butuh waktu usang dalam mengerjakanya).
  4. Operasi kecil ( Operasi yang dianggap praktis dan cukup bius lokal)
Kategori diatas aku gambarkan secara umum, biasanya tiap Rumah Sakit punya standar tertentu dalam mengkategorikan jenis operasi.

Pada postingan ini, aku hanya membahas kategori operasi sedang, ibarat operasi Appendiktomi ( memotong usus buntu). Jenis operasi tersebut, merupakan operasi yang dianggap praktis dan tidak butuh waktu usang dalam mengerjakan, biasanya 30 - 60 menit sanggup selesai.

Nah, pada kategori  sedang tersebut, aku pernah kecolongan, lantaran menganggap remeh. Ah, ini sebentar kok operasinya, habis itu sanggup lanjut pada operasi lain, dan aku juga pernah dengar dari verbal teman bahwa operasi appendiktomi itu gampang.

Sejak 5 tahun yang lampau mengabdi diruang operasi dan sudah puluhan kali terlibat dalam tim bedah sebagai assisten dan instrumentator belum pernah mengalami kesulitan ketika operasi appendiktomi. Namun, pagi 5/7/2012 bintik-bintik keringat mucul di pori-pori kening , padahal pendingin ruangan hidup.

Operasi Appendiktomi dengan sayatan manual pararektal menciptakan aku stress, bukan lantaran pasienya
stress berat atau apnea, tapi lantaran usus buntunya sulit dikeluarkan. Saat operasi, kewenangan aku memudahkan operator dalam memotong usus buntu, otomatis tangan kanan yang baik harus tau bagaimana cara melancarkan jalanya operasi.

Sayangnya, si usus buntu itu ringkih dan bersembunyi dibelakang usus besar, kemudian terjadi perlengketan, lantaran usus buntu bocor dan mengeluarkan nanah.

Operator (Dokter hebat bedah) kelihatan panik,sebab diluar dugaan, bila ditarik usus buntu tersebut dengan bobcock (instrumen operasi untuk menjepit dan mengangkat jaringan lunak) maka ujung usus buntu itu sanggup copot dan tambah bocor lantaran rapuh.

Perawat sirkuler ( belahan dari tim bedah ) mengamati bahwa situasi yang panik dan stagnan tersebut perlu solusi dan dia mengambil hak besar ( untuk menguak lokasi pembedahan) dan memperlihatkan pada instrumentator dan  instrumentator memperlihatkan pada saya.

Hak besar tersebut sebagai penyelamat sehingga aku sanggup menguak lokasi pembedahan lebar-lebar dan Operator sanggup bekerja sebagaimana mestinya. Dengan hati-hati operator membebaskan usus buntu dari omentum, memotong dan mengikat serta menjahit belahan yang tersisa biar tidak mengeluarkan darah. 

Setelah operasi selesai, contoh pikir aku  berubah, tidak ada tindakan operasi yang mudah, semuanya mempunyai tingkat kesulitan berbeda dan sayapun tidak ingin menganggap remeh orang-orang yang berada dalam tim, bahwa mereka mempunyai tugas penting dalam setiap pembedahan, meskipun punya kapasitas yang berbeda.(AntonWijaya).

Sumber https://medianers.blogspot.com/

Related Posts :

0 Response to "Jangan Anggap Remeh Pembedahan"

Posting Komentar