Yang mendasari ketakutan ini yakni lantaran saya sering melihat dan mengetahui banyak pasien yang di tolong di kawasan saya bekerja disebabkan sakitnya lantaran gaya hidup, rujukan makan tidak terkontrol dan tidak melaksanakan olah raga. Contoh konkretnya yakni penderita diabetes mellitus ( penyakit gula), bahkan saudara kandung saya sudah mendapat penyakit ini, bisul dipunggungnya, semula bisul, lama-lama jadi benjol dan abses, lantaran kadar gula dalam darah tinggi, mencapai 400 gr/dL.
Sebelum menikah, semenjak 3 tahun yang lalu, saya termasuk rajin berolah raga, ibarat main futsal dan sepak bola. Setelah punya anak, olah raga mulai jauh dari kehidupan. Malahan makan tidak terkontrol, perut buncit, banyak duduk dan sering tidur sesudah pulang kerja. Alhasil, dipinggang bergelambir, berat tubuh mencapai 76 kg.
Saat ini, tinggi tubuh saya 174 cm, dengan berat tubuh 76 kg, tentunya dengan kondisi demikian bukanlah berat tubuh ideal. Dari hasil analisa BMI (Body Mass Index), dilakukan secara online, yaitu mengukur berat tubuh ideal pakai tools online dengan cara memasukan tinggi tubuh dan berat tubuh pada kolom yang telah disediakan, isi data, kemudian klik, maka hasil BMI saya yakni 25,1. Artinya, tubuh gemuk. Seharusnya bila saya menginginkan berat tubuh ideal, maka sebaiknya berat badan 70 kg, jika tinggi tubuh 174 cm. Maknanya saya harus menurunkan berat tubuh sebanyak 6 kg.
Menurunkan berat tubuh butuh kesungguhan dan disiplin
Menyadari ancaman dari kegemukan, akibatnya saya memutuskan kembali untuk jadwal menurunkan berat tubuh dengan cara latihan fisik ( fitness) serta mengatur rujukan makan sehat. Program ini sudah berjalan satu minggu, memang masih dini. Namun ada satu hal menarik yang sulit untuk dilakukan dan saya yakin, banyak orang lain juga mengalami ibarat yang saya rasakan, yakni menahan diri untuk menjaga rujukan makan sehat. Kalau latihan fisik atau olah raga, sesuatu hal yang gampang dan biasa kita lakukan, akan tetapi sehabis olah raga nafsu makan begitu meningkat, kuliner apa saja terasa lahap dan enak. Disinilah kesalahan fatal terjadi, padahal tujuan berolah raga untuk memperabukan lemak dan menguatkan kerja jantung, namun sehabis olah raga
Ceritanya begini, sehabis fitness kurang lebih 2 jam, keringat bercucuran di pori-pori tubuh. Sebelum pulang, Instruktur mengingatkan saya, bahwa, "untuk menurunkan berat tubuh dan menggempeskan perut buncit anda, sebaiknya dirumah nanti jangan mengkonsumsi nasi, kuliner bersantan, susu mengandung lemak, minuman bagus mengandung gula, tapi konsumsilah protein, ibarat sepotong dada ayam dan sepiring sayur bayam, sebagai pengganti makan malam anda," ucapnya.
Saran demikian juga didengar oleh sobat yang kebetulan mengikuti jadwal " memberantas perut buncit", sama ibarat saya. Mendengar saran instruktur, kami angguk-angguk dan membayangkan akan makan sayur dirumah. Saya sendiri bahu-membahu paling tidak suka sayuran, istri sering komplain akan hal ini.
Setibanya dirumah, perut keroncongan, lantaran 2 jam menguras tenaga di kawasan latihan, rasanya sangat masuk akal lapar dan butuh sumber daya energi baru. Pas masuk rumah, aroma kari tercium menggoda, saya pribadi ke dapur. "Waduh" guman saya dalam hati, ternyata istri saya gres saja selesai memasak , kalio (kari) jengkol campur daging, aromanya sangat menggugah selera. Jakun saya turun naik, air liur nyaris meleleh membayangkan kelezatannya, maklum untuk kuliner yang satu ini, istri saya sangat jago.
Selesai mandi dan berpakaian, saran pelatih jadi terabaikan lantaran kalio jengkol. Saat istri menyodorkan nasi ke dalam piring, " stop ! nasinya jangan terlalu banyak, cukup 1 sendok." Cegah saya. Saya mulai mengambil sepotong daging dan 3 keping jengkol. Ampun, rasanya begitu enak. Tidak pakai lama, saya pribadi tambah nasi dan sepotong daging lagi, serta beberapa keping jengkol.
Lalu, istri ketawa kecil, " hemm.. katanya mengatur rujukan makan, diet sehat, lho kok nambah lagi," cetusnya. " Habis, enak sih,"jawab saya sekenanya.
Maklum, sehabis olah raga makan terasa lahap, kebutuhan energi meningkat drastis, namun sajian kuliner yang saya lahap ketika itu tidak tepat, sebagaimana usulan instruktur.
Terkait : 10 cara menurunkan berat tubuh secara alami
Akhir cerita, saya tersandar kekenyangan, sempat tambuah dua piring. Setelah kenyang, gres menyadari telah melanggar saran instruktur. Berita jelek ini pun saya sampaikan kepada sobat satu jadwal latihan "berantas perut buncit." Teman ketawa mendengarkan dongeng saya, kemudian dengan serius ia menyarankan, inti dari masukannya yakni jika ingin mengatur diet sehat, dan rujukan makan sehat, hal utama yang harus disiapkan yakni sungguh-sungguh dan disiplin, alasannya yakni banyak diluar sana jenis kuliner menarik hati dan lezat, tapi belum tentu sehat.(AW)
Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Kiat Mengatur Diet Sehat Serta Menjaga Berat Tubuh Ideal"
Posting Komentar