Sebelum dokter Ridwan menjawab pertanyaan saya, dokter Anbiar Manjas menjawab duluan,"ya bisalah, urang nan ndak ba utak se sanggup hiduik normal," (ya bisa! orang yang tidak punya 'otak' saja, sanggup hidup normal) jawabnya, sambil berseloroh.
Mendengar jawaban dokter Anbiar Manjas, saya dan beberapa orang lainnya di dalam ruangan ketawa terbahak-bahak mendengar jawaban ngelantur dokter Anbiar Manjas, dan ia pun cengengesan melihat kami ketawa. Yah, dokter Anbiar populer suka bergarah.
Terlepas dari bercanda. Dokter Ridwan Muchtar menjelaskan, bahwa "pasien yang telah diangkat kantung empedunya sanggup hidup normal, hanya saja tidak sanggup mengkonsumsi diet tinggi lemak."
Dan, ia menambahkan, "jika mengkonsumsi makanan tinggi lemak, mengakibatkan pasien mencret, lantaran Kantung Empedu yang biasanya sebagai penetralisir lemak dan membantu proses peresapan lemak dalam pencernaan/usus halus menjadi tidak lagi berperan."
Saya lanjut bertanya pada dokter Ridwan, " seandainya tidak diangkat/dioperasi pasien yang menderita kerikil kantung empedu apa yang akan terjadi pak," dokter Ridwan mengatakan, "dalam jangka waktu tertentu akan terjadi penyumbatan pada kanal duktus sistikus yang sanggup mengakibatkan peradangan, mengakibatkan nyeri hebat di ulu hati, mata dan tubuh kelihatan kuning, serta komplikasi lain yang lebih parah. Sehingga penanganannya akan menjadi rumit."
Pertanyaan saya berikutnya, "apa saja tanda dan tanda-tanda seseorang menderita kerikil kantung empedu," penuturan dr. Ridwan Muchtar,Sp.B alumni kedokteran UNAND yang tiap hari mengabdi di RSUD dr Adnaan WD dan praktek sore di Apotik Murah Parma ini, mengatakan, bahwa, "tanda dan tanda-tanda orang menderita kerikil kantung empedu (cholelitiasis) yaitu merasa perih di ulu hati, mencicipi kembung dan menyerupai tanda-tanda maag. Jika pasien tersebut perempuan, berusia 40 tahunan dan gemuk, maka akan dicurigai ada kerikil pada kantung empedunya. Untuk memastikan, akan di lakukan investigasi penunjang USG."
"Dalam mendiagnosis cholelitiasis rumusnya 3 F. Yaitu Fat, Female dan Fourty. Artinya, Fat sama dengan tubuh berlemak, dan Female yaitu wanita. Wanita secara umum dikuasai penderita kerikil kantung empedu. Sedangkan fourty yaitu empat puluh tahun, di usia 40-an biasanya tanda dan tanda-tanda akan muncul."
Dokter Ridwan mengakhiri pembicaraan, bahwa "rumus 3 F tidak mutlak, kemungkinan lain penyebab kerikil kantung empedu masih ada, rumus 3 F hanya sebatas panduan,"bebernya.
Sebenarnya rumusannya ada 4, namun ia lupa "F" yang satu lagi, jadi penulis menyimpulkan menjadi 3.
Dalam petikan wawancara diatas, sanggup ditarik kesimpulan, bahwa penyebab dari cholelitiasis yaitu gaya hidup dan contoh makan yang tidak ideal. Olah raga yang kurang sehingga tubuh penuh dengan lemak yang balasannya kantung empedu bekerja ekstra untuk menetralisir lemak dalam pencernaan atau menumpuknya kolesterol melebihi batas normal dalam kantung empedu sehingga mengkristal dan menjadi batu.
Terkait contoh makan tidak ideal, yakni mengkonsumsi lemak yang keterlaluan sehingga kantung empedu seakan di paksa bekerja keras untuk membantu peresapan lemak yang ada dalam usus, dalam jangka waktu usang balasannya kantung empedu sendiri yang mendapatkan masalah, kolesterol yang menumpuk menjadi batu-batu kecil dalm kantung empedu.
Kenapa orang kurus pun terkena cholelitiasis? Nah menyerupai yang diungkapkan dokter Ridwan, bahwa 3 F tidak mutlak penyebab dari cholelitiasis, masih ada faktor lain. Pembaca penasaran? Silahkan ejekan pertanyaan,dan saya sebagai fasilitator akan menuliskannya di Medianers, tentunya menurut pendapat dari narasumber yang sama, dr.Ridwan Muchtar,Sp.B Atau pembaca juga sanggup berkonsultasi eksklusif dengan dokter terdekat atau pelayanan kesehatan lainnya.(AntonWijaya). Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Tanpa Kantung Empedu Bisakah Insan Hidup Normal?"
Posting Komentar