Anda Mau Tau Cara Kerja Operasi Sectio Caesaria

Medianers Instrumentator atau Perawat Kamar Bedah yang berposisi sebagai pengelola instrumen wajib mengetahui jumlah dan nama instrumen atau peralatan operasi Sectio Caesaria. Instrumentator yang handal juga mengetahui urutan kerja pembedahan Sectio Caesaria.

Apa Saja Instrumen Bedah Sectio Caesaria?

Sebelum pembedahan di mulai, Instrumentator menyiapkan instrumen steril menurut urutan pemakaian, diantaranya sebagai berikut:

  1. Tangkai Pisau  1 buah.
  2. Pinset Chirurgi 2 buah.
  3. Pinset Anatomi 1 buah.
  4. Klem Bengkok 4 buah.
  5. Kocher 4 buah.
  6. Allys 2 buah.
  7. Penster klem 4 buah.
  8. Hak blas 1 buah.
  9. Needle Holder 2 buah.
  10. Gunting jaringan 1 buah.
  11. Gunting Benang 1 buah.
  12. Duk klem/ Towel Clips 5 buah.
  13. Desinfektan Forcep 1 buah.
  14. Kom betadin 1 buah.
  15. Nierbekken 1 buah.
  16. Waskom 1 buah.
  17. Slang suction 1 buah.
Selain instrumen di atas, perlu juga di siapkan alat habis pakai
  1. Dram qaas gulung 2 buah.
  2. Qaas steril 2 paket ( 1 paket berisi 10 helai).
  3. Betadin kurang lebih 100 ml.
  4. Sarung tangan steril 3 atau 4 pcs.
  5. Benang Chromich no.2 sebanyak 1 pcs.
  6. Benang Chromich no. 2/0 sebanyak 1 pcs.
  7. Benang Safil atau Vicryl no.1 sebanyak 1 pcs.
  8. Benang plain 3/0 sebanyak 1 pcs.
  9. Mata pisau No. 22 atau No.23 sebanyak 1 buah.
  10. Plester tahan air 1 buah.
  11. Under Pad 1 buah.
Alat tenun yang perlu di siapkan, sebagai berikut:
  1. Duk besar 2 buah.
  2. Duk kecil 3 buah.
  3. Alas meja mayo dan meja instrumen 2 buah.
  4. Jas operasi 3-4 buah.
  5. Sapu Tangan 3-4 buah.
Setelah Instrumen dan alat habis pakai di siapkan dalam keadaan steril, maka Instrumentator menyusun instrumen menurut urutan prioritas, dan meminta proteksi perawat sirkuler kalau ada sesuatu yang perlu dilengkapi dikala alat habis pakai yang telah disiapkan tidak cukup dikala operasi sedang berlangsung, alasannya yakni sesuatu dan lain hal.

Urutan kerja pembedahan Sectio Carsaria. Langkah sistematis sebagai berikut:
  1. Pertama-tama, Instrumentator basuh tangan secara steril, kemudian memasang jas operasi, memasang sarung tangan dan menyusun instrumen di atas meja instrumen yang telah di bantalan duk steril.
  2. Langkah berikutnya, assisten ( Perawat / dokter ) dan operator ( dokter ahli) juga memasang baju dan sarung tangan dengan cara di pasangkan oleh Instrumentator.
  3. Instrumentator menunjukkan desinfektan porcep dan 4 helai Qaas steril kepada ajudan Assisten/ Operator , serta menunjukkan betadin yang ada dalam kom ke arah tangan kiri assisten atau operator.
  4. Assisten/ Operator melaksanakan desinfeksi pada lokasi pembedahan.
  5. Kemudian Assisten melaksanakan drapping, menyelimuti badan pasien dengan duk besar dan duk kecil, yang terbuka hanya lokasi sayatan.
  6. Setelah proses draping selesai, Instrumentator menunjukkan pinset chirurgi dan gagang pisau pada operator. Dan operator menjepit lokasi sayatan dengan pinset chirurgi untuk menguji apakah bius sudah berjalan dengan baik? Jika berjalan dengan baik, maka operator melakuan sayatan hingga terlihat lapisan putih dan keras, yang disebut juga fasia (jaringan keras yang melapisi otot perut).
  7. Fasia di robek dengan gunting hingga kelihatan otot perut.
  8. Kemudian otot perut di kuak oleh 4 tangan, assisten dan operator, hingga menganga lebar, hingga terlihat lapisan peritoneum, yaitu jaringan tipis pelindung rongga perut.
  9. Instrumentator menunjukkan gunting pada ajudan operator dan pinset chirurgi pada tangan kirinya, sedangkan assisten mendapat pinset chirurgi. Operator dan assisten menjepit lapisan peritoneum dengan chirurgi, kemudian mengangkat, diantara jepitan kemudian di gunting hati-hati biar usus atau isi dalam perut lainnya tidak kena. 
  10. Setelah menganga, dinding rahim bab luar terlihat jelas, Instrumentator menunjukkan hak blass pada assisten, dan assisten memasukan serta menarik ke arah bawah paha pasien, biar leher rahim kelihatan terperinci oleh operator.
  11. Lalu Instrumentator menunjukkan pisau pada operator, kemudian operator menyayat dinding rahim (uterus) hingga kepala atau rambut bayi kelihatan, kalau kehamilan letak kepala.
  12. Pada langkah no.11 diatas, ada cara lainnya, operator tidak eksklusif menyayat dengan pisau, tapi di gunting perimetrium (dinding luar rahim) dan di kelupas selebar 2 cm, kemudian gres memakai pisau untuk menyayat miometrium (otot tengah rahim) hingga kepala/ rambut bayi kelihatan.
  13. Setelah kepala bayi kelihatan, operator memasukan lengan pada dinding rahim yang telah bolong tadi, untuk menarik kepala bayi biar pas untuk di dorong dan di keluarkan.
  14. Setelah bayi keluar dari rahim melalui dinding perut, maka instrumentator menunjukkan 2 buah klem lurus dan 1 gunting kepada assisten. Dan, assisten menjepit tali pusat, di antara 2 jepitan, di tengahnya di potong oleh assisten, sementara operator membersihkan jalan nafas bayi dengan alat hisap suction pump.
  15. Plasenta ( Kakak bayi) dikeluarkan dari rahim pasien oleh operator, sementara itu Instrumentator menunjukkan penster klem kepada operator, dan operator menjepit rahim bekas sayatan sebanyak 3-4 lokasi dengan penster klem.
  16. Sisa-sisa plasenta yang tertinggal dalam rahim dikeruk oleh operator dengan tangan kiri  di bantalan pakai Qaas  dilumuri betadin.
  17. Setelah bersih, otot rahim, endometrium dan miometrium di satukan kembali dengan jahitan benang Chromich no. 2. Sedangkan perimetrium dijahit dengan benang chromich no. 2/0.
  18. Setelah merasa aman, dinding rahim tidak lagi berdarah, maka Instrumentator menunjukkan Kocher sebanyak 4 buah untuk menjepit peritoneum, dan menunjukkan hak blass pada assisten untuk menguak perut yang menganga, kemudian Instrumentator menunjukkan Allys yang ujungnya dijepitkan Qaas (depper) untuk mengeksplorasi rongga perut, serta mengeluarkan sisa-sisa darah yang ada dalam rongga perut. Jika sudah higienis dari sisa-sisa darah, Instrumentator menunjukkan depper lagi yang telah di lumuri betadin kepada operator, dan operator mengusapkan depper betadin pada bekas sayatan dinding rahim.
  19. Dan, Instrumentator kembali menunjukkan benang Chromich no 2/0 yang telah menempel di ujung Needle holder . Lalu operator menjahit dan menyatukan lapisan tipis peritoneum.
  20. Sementara assisten menjepit fasia dengan Kocher.
  21. Instrumentator kembali menunjukkan Needle holder yang di ujungnya sudah ada terjepit benang Chromich no. 2 kepada operator, dan operator menjahit otot perut.
  22. Setelah otot perut menyatu, Instrumentator menunjukkan kepada operator benang Safil/Vicryl no 1, untuk menjahit dan menyatukan fasia. Setelah fasia menyatu, operator melanjutkan menjahit sub kutis ( lapisan lemak bawah kulit) dengan benang yang sama.
  23. Setelah sub kutis menyatu oleh jahitan, Instrumentator kembali menunjukkan benang terakhir, berjulukan plain 3/0 kepada operator untuk menyatukan kulit, dengan teknik jahitan subkutikuler, kata orang awam jahitan ini kayak di lem, alasannya yakni benang jahitan tidak terlihat di permukaan kulit.
  24. Sementara itu, assisten semenjak proses menjahit memegang gunting.
  25. Setelah proses jahitan subkutikuler selesai, luka ditutup dengan plester tahan air. Dan pasien dibersihkan serta dirapikan.
  26. Pembedahan Sectio Carsaria selesai.
Demikianlah persiapan alat, langkah kerja dan bentuk kerjasama tim dalam melaksanakan pembedahan Sectio Caesaria di kamar operasi. Semoga bermanfaat.(Anton Wijaya)
Sumber https://medianers.blogspot.com/

0 Response to "Anda Mau Tau Cara Kerja Operasi Sectio Caesaria"

Posting Komentar