Oknum Perawat Mata Duitan Komersialkan Pendidikan Dan Training

Hmm..penulis geleng-geleng kepala lihat polah oknum yang mengaku perawat profesional, cinta profesi, dan peduli akan kemajuan perawat tanah air. Tak bermaksud tendensius, tapi faktanya profesional yang dimaksud rajin mengkritisi baik itu organisasi profesi, maupun kebijakan pemerintah akan ketidak adilan yang dihadapi Perawat ketika ini. Ketika ia , si oknum itu diminta untuk menyebarkan ilmu di program ilmiah, ternyata ia memasang tarif tinggi. 

Dasar lacur ! Ternyata sikapnya tak menyerupai tulisannya yang peduli pada profesi. Yang selalu mengaku berprestasi, membawa harum nama Perawat Indonesia di kancah internasional. Dan, ia cendrung membangga-banggakan dirinya andal yang mengasihi profesi Perawat.

Jujur saja penulis sangat tertarik mengakibatkan oknum tersebut sebagai narasumber pada program seminar plus Musyawarah Kota (Muskot) PPNI yang diselenggarakan 1 hari di kota penulis berdomisili. Kebetulan, tema seminar yang akan digelar yakni wacana "Peluang dan tantangan Perawat profesional menghadapi MEA."

Segenap panitia pelaksana, setuju mendatangkan si oknum sebagai pembicara, mengingat kapasitas dan track record oknum sudah jelas. Ia sangat pantas memberikan bahan seminar tersebut, sebab oknum mempunyai pengalaman lama bekerja di luar negri, serta mempunyai latar belakang pendidikan diluar negri, dan pernah mendapat sejumlah penghargaan internasional. Kemudian yang paling menarik akan kepeduliannya pada Perawat tanah air, dilihat dari tulisan-tulisannya yang beredar di sosial media serta dari buku-buku karyanya.

Orang pertama yang mengusulkan oknum sebagai narasumber di ketika rapat panitia berlangsung, yakni penulis sendiri. Sebab, si oknum pernah memperlihatkan diri, semoga penulis menyelenggarakan suatu acara ilmiah berupa seminar sehari. Silahkan di baca screenshots percakapan antara penulis dengan oknum di messenger, seperti gambar ini:
Demikian tawaran si oknum mengenalkan dirinya secara singkat kepada penulis. Bahwa ia bersedia di undang untuk sharing. Tentunya, dalam hal ini sharing seputar peluang dan tantangan Perawat Indonesia bekerja diluar negri.

Dan, penulis lanjut bertanya pada sang oknum, silahkan di baca pertanyaanya menyerupai dalam gambar ini:
Oknum tersebut pernah menjawab, bahasanya kurang lebih menyerupai ini, "kalau soal bayaran jangan ragu, yang penting sediakan ongkos pesawat, pulang-pergi dan dilema penginapan, jikalau tidak ada hotel pun tidak apa-apa. Dan uang saku terserah anda, lantaran saya tidak mau dicap sebagai mata duitan." Ungkapnya. Persisnya menyerupai screenshots di bawah ini:
class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Percakapan di atas, berlangsung 3 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2013. Pada masa itu, penulis belum sanggup merealisasikan, berhubung kesibukan dan momen penyelenggaraan yang tidak tepat.

Sekitar 2 ahad yang lalu, bulan ini (April) 2016, penulis menghubungi oknum lagi lewat messenger, tujuan penulis untuk mengajak oknum sebagai pembicara. Begini isi pesan yang penulis sampaikan, "Saya mau mengundang bapak untuk jadi pembicara program ilmiah, dengan tema 'Peluang dan Tantangan Perawat Profesional Menghadapi MEA' Rencana seminar pada tanggal 28 mei 2016. Apakah bapak punya waktu?

Responnya bagus, ia punya waktu dan meminta penulis menghubungi tim manajemen, seraya memberi nomor handphone untuk melaksanakan transaksi terkait harga. Dan penulis menghubungi nomor yang dimaksud. Hasil percakapan kami, sungguh mengejutkan dan diluar dugaan, administrasi si oknum meminta uang saku sebanyak 9 juta rupiah sekali tampil. Di tambah uang transport dan penginapan untuk tim.

Penulis menyampaikan, bayaran 9 juta tersebut terlalu besar, dan penulis menawar serta telah memberikan menyerupai ini sebelumnya, baik ke administrasi maupun ke si oknum., bahwa "Kita keterbatasan dana. Apakah bapak memasang tarif tinggi? Kebetulan seminar kita ini tidak di dikomersialkan, tetapi memungut biaya ke anggota 100 ribu/kepala." Serta menjelaskan jumlah anggota PPNI (calon penerima seminar) jumlahnya tidak hingga 400 orang.

Baik si oknum maupun manajemennya, tidak mau ambil pusing, harga 9 juta sudah netto. Tidak sanggup lagi ditawar. Terkait hal ini penulis lemparkan kembali ke panitia pelaksana, dan panitia pelaksana kaget, kemudian meradang serta pribadi mencari pengganti dan menukar tema ilmiah dengan lainnya, yakni mengenai Kredensial dan aspek legal praktek Perawat Profesional. Lalu, Apa yang terjadi?

Ternyata teman penulis sanggup mendapat pembicara dosen yang sedang mengambil S3, dan pembicara juga sanggup di datangkan 2 orang. Yang paling menyenangkan ia tidak menetapkan tarif, bahkan sudi tidak dibayar, yang penting ongkos pesawat dan penginapannya disediakan lantaran ia berdomisili di Jakarta. Karena calon narasumber menyadari, calon sasarannya yakni sejawatnya juga. Dan, acara ilmiah yang diselenggarakan ini tidak untuk dikomersialkan.

Dalam bincang-bincang kecil, segenap panitia pelaksana juga telah mengancang-ancang jumlah isi amplop yang akan diberikan kepada calon pembicara tersebut, yang terang lebih dari satu juta dan kurang dari 2 juta, untuk berbicara 2 kali 45 menit di depan sejawat, rasanya dengan bayaran 1-2 juta merupakan tarif yang wajar. Tidak kurang, juga tidak lebih.

Kembali kepada si oknum mata duitan, yang 3 tahun belakangan takut di cap sebagai itu. Entah kenapa sekarang ia berubah?

Apakah lantaran sudah pensiun dari luar negri atau lantaran ingin kaya? Dalam banyak artikel yang ia tulis di internet mengaku sudah mendapat hidup lebih dari cukup dari hasil keringat di luar negri, kok masih mau juga menangguk uang sejawat dalam negri yang katanya lebih banyak didominasi gajinya masih dibawah standar?
Baca Juga :
Penulis yakin, goresan pena ini akan hingga dimata dan indera pendengaran anda sang oknum, silahkan klarifikasi, anda pandai menulis bukan? Silahkan dijawab kenapa anda berubah jadi mata duitan? ( AntonWijaya)

Sumber https://medianers.blogspot.com/

Related Posts :

0 Response to "Oknum Perawat Mata Duitan Komersialkan Pendidikan Dan Training"

Posting Komentar