Teknik Penyayatan Bedah Abdomen/Perut

Orang awan sering bertanya. "Apakah membedah perut itu sekali sayat saja dengan pisau, kemudian seluruh isi perut akan kelihatan. Begitukah?"

Barangkali pertanyaan diatas perlu juga saya tuliskan jawabanya di medianers, dengan tujuan menyebarkan pengalaman dan pengetahuan sebesar tungau yang saya miliki.

Bedah Abdomen (perut) dilakukan atas banyak sekali indikasi dan diagnosa. Bisa saja, bedah abdomen dilakukan atas indikasi Peritonitis dan Appendik perforasi dengan nama tindakan Laparatomi atau operasi kebidanan ibarat Sectio Caesaria.

Sekarang saya pilih bahasa sederhana saja dengan keinginan sanggup dipahami, yaitu bedah abdomen atau bedah laparatomi disebut dengan bedah perut. Perut dibedah dengan sayatan dari atas kebawah atau dari samping kiri ke kanan.

Tujuan penyayatan ialah untuk melihat isi perut, kalau Appendik (usus buntu) yang bermasalah maka dipotong, kemudian dinding perut ditutup dengan jahitan semoga kembali ibarat semula.

Nah, sebenarnya, pisau tidak eksklusif menghujam dinding perut hingga organ dalam perut ternganga, tapi disayat dengan sangat hati-hati, setiap pembuluh darah yang terputus di ikat, sayatan lapis demi lapis, sesuai anatomi abdomen (perut).

style="text-align: justify;">

Teknik menyayat abdomen/ perut

Dengan memakai pisau tipis sekali pakai, maka disayatlah kulit perut dengan hati-hati.
Dibawah kulit perut akan kelihatan putih, yang dinamai dengan subkutis. Kemudian, pisau disayatkan lagi dengan hati-hati, sehingga kelihatan lemak.
Lemak perut merupakan jaringan lunak, cukup dikuak dengan tangan sehingga akan kelihatan fasia, yaitu lapisan berwarna putih dan keras untuk menutupi otot perut.
Setelah fasia kelihatan terperinci dan terbebas dari lemak, maka pisau kembali beraksi dengan penuh kehati-hatian, sehingga tampaklah serat garang berwarna merah yang disebut juga dengan otot.
Otot tidak dipotong, tapi kembali dikuakkan dengan instrumen bedah lainya atau dikuak dengan jari tangan, sehingga kiprah pisaupun berakhir hingga disini.
Dibawah otot terdapat lapisan simpulan perut, yaitu peritonium. Peritonium ini dijepit dengan klem dan diangkat sedikit keatas, kemudian digunting dengan hati-hati semoga usus atau organ lain dalam perut tidak terluka/cedera.
Peritonium digunting samping kiri dan kanan atau dari atas kebawah, maka kelihatanlah organ/isi dalam perut.

Setelah langkah-langkah diatas dilakukan dengan jelimet, maka dicarilah penyebab penyakit atau organ yang akan diperbaiki melalui pembedahan invasif. Kemudian dijahit kembali lapis demi lapi sesuai anatomi lapisan perut, sehingga perut yang ternganga bertaut kembali. Untuk keindahan kulit perut, biasanya andal bedah menggunakan teknik jahitan subkutikuler.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang medis, maka andal bedah digestif telah beralih dari tidakan manual sayatan besar kepada tindakan minimal invasif, ibarat Laparaskopi. Artikelnya sanggup dibaca di link ini , Laparaskopi pada Appendiksitis ( Usus Buntu).

Sumber https://medianers.blogspot.com/