Study Kasus Dan Pro Kontra Jago Perihal Waktu Pemotongan Tali Sentra Bayi

Setelah anak "brojol" di meja bersalin, petugas kesehatan segera membersihkan jalan nafas bayi, di hidung dan verbal misalnya, dengan cara menghisap memakai suction pump (alat penghisap cairan), kemudian tali sentra di klem/ dijepit dan di potong. Proses ini berlalu sigap, cepat dan akurat.

Setelah tali sentra dipotong, si bayi resmi mandiri. Tidak lagi menerima suplai darah yang kaya oksigen dan zat masakan dari plasenta. Tetapi berusaha mengambil oksigen dengan paru-parunya. Plasenta masih tertinggal dalam rahim si ibu, petugas kesehatan berusaha mengeluarkan secara utuh. Demikianlah, citra umum beberapa proses persalinan normal.

Sebuah study di Inggris menyampaikan membiarkan tali sentra sampai 3 menit, gres diklem dan dipotong bermanfaat untuk bayi
Plasenta dan tali sentra masih menyatu,meskipun anak telah lahir.
 Setelah 3 menit, gres dipotong./ Photo : NursingCrib and Belly-belly

Sebuah studi dilakukan Dr. Heike Rabe, seorang neonatologist di Brighton dan Sussex Medical School di Inggris. Menemukan, ada bukti dari sejumlah studi yang dilakukan pada bayi prematur, bahwa mereka yang lahir lebih awal akan menerima manfaat bila mendapatkan darah embel-embel dari plasenta ketika lahir. Penelitian dilakukan secara acak pada 263 bayi. Penelitian Heike Rabe ini, diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics.

Maksud Heike Rabe dalam penelitian tersebut adalah, bahwa "Anak-anak yang tali pusatnya dipotong tiga menit sehabis ia lahir, maka bawah umur tersebut mempunyai keterampilan sosial dan ketrampilan motorik sedikit lebih tinggi dibanding mereka yang tali pusatnya dipotong dalam waktu 10 detik. Namun, Hasil penelitian tidak menawarkan ada perbedaan IQ."

Penilaiaan dilakukan empat tahun kemudian, bawah umur menjalani serangkaian tes untuk IQ, keterampilan motorik dan keterampilan sosial, pemecahan masalah, keterampilan komunikasi dan perilaku. Kelompok dengan menunda pemotongan tali sentra sampai 3 menit menawarkan skor sedikit lebih tinggi dalam keterampilan sosial dan keterampilan motorik halus. Ketika dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, terjadi perbedaan signifikan secara statistik antara pria dan perempuan. Lebih signifikan laki-laki, di banding perempuan.

Menurut Heike Rabe, "menunda menjepit atau memotong tali sentra
sehabis lahir, memungkinkan lebih banyak darah masuk dari plasenta ke bayi, sanggup meningkatkan volume darah bayi sampai sepertiga.  Darah dalam plasenta terdapat kandungan zat besi. Sedangkan zat besi penting untuk perkembangan otak yang sehat."

Kemudian, Heike Rabe menambahkan, "Paru-paru bayi mendapatkan lebih banyak darah sehingga pertukaran oksigen ke dalam darah sanggup berlangsung dengan lancar."

Banyak penelitian difokuskan pada penanganan bayi prematur (belum cukup bulan). "Bayi prematur yang telah dilakukan penundaan pemotongan tali sentra sampai 3 menit cenderung mempunyai tekanan darah yang lebih baik sehabis lahir, dan hanya perlu sedikit obat untuk menstabilkan tekanan darah, dan juga hanya perlu transfusi darah lebih sedikit, serta mempunyai sedikit resiko perdarahan pada otak dan risiko necrotizing enterocolitis." Kata Heike Rabe.

Tanggapan American Congress of Obstetricians dan Gynecologists

Meskipun penelitian Heike Rabe ini, (2015) bermanfaat untuk perkembangan motorik dan ketrampilan sosial, namun tanggapan American Congress of Obstetricians dan Gynecologists belum mensahkan praktek tersebut, yakni menunda pemotongan tali sentra sampai 3 menit pada pasien gres lahir. Sebab, butuh bukti yang cukup kuat. Dan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan menunda pemotongan tali sentra hanya satu (1) menit.

Kemudian, beberapa studi telah menemukan risiko yang lebih tinggi bila mempraktekkan inovasi Heike Rabe, diantaranya resiko penyakit kuning pada bayi, alasannya yakni penumpukan bilirubin dalam darah dari pemecahan sel darah merah. Potensi risiko Polycythemia, berdasarkan Dr Scott Lorch, seorang profesor pediatri di University of Pennsylvania Perelman School of Medicine dan eksekutif dari Pusat Perinatal dan Pediatric Kesehatan Disparitas Penelitian di Rumah Sakit Anak Philadelphia.

Sang professor menambahkan, "Polycythemia mempunyai konsekuensi medis untuk bayi, termasuk pembekuan darah, gangguan pernapasan dan bahkan stroke dalam skenario terburuk."


Heike Rabe berkeyakinan dengan penelitiannya tidak beresiko

Penundaan pemotongan tali sentra sampai tiga (3) menit telah memberi akomodasi bagi bayi yang lahir dalam kesulitan, menyerupai bayi kesulitan bernapas atau dilema lainnya. Namun, berdasarkan Rabe, bayi membutuhkan volume darah lebih banyak untuk sirkulasi, dalam membantu tekanan darah tetap baik, serta pernapasan menjadi bagus.

"darah plasenta kaya dengan sel induk, yang sanggup membantu untuk memperbaiki kerusakan otak bayi, mungkin telah terjadi kerusakan selama proses kelahiran yang sulit," tambahnya. "

Penundaan pemotongan tali sentra merupakan cara termudah untuk mendapatkan darah ekstra ke bayi dalam waktu singkat dan cepat dalam situasi darurat." Tandasnya.

Kesimpulan

Sampai ketika ini, studi perihal penundaan pemotongan/pengikatan tali sentra sampai 3 menit semoga darah dalam plasenta tetap tersuplai ke bayi masih jadi perdebatan dikalangan dokter ahli.

Penelitian tersebut butuh legitimasi dari banyak sekali cabang keilmuan kedokteran semoga di akui dan sebagai fatwa standar praktek di pelayanan kesehatan. Dan, penelitian ini harus berlanjut dan berkembang, mungkin Heike Rabe atau orang lain yang akan melanjutkannya di kemudian hari, demi keselamatan umat manusia.( Editor : Anton Wijaya / Referensi : npr.org, dan nursingcrib )

Sumber https://medianers.blogspot.com/

Related Posts :

0 Response to "Study Kasus Dan Pro Kontra Jago Perihal Waktu Pemotongan Tali Sentra Bayi"

Posting Komentar