Perawat Indonesia Di Percaya Dalam Tindakan Pembedahan 'Robotik Surgery' Di Kuwait

Postingan medianers tempo kemudian berjudul Rekaman Kecanggihan Bedah Robotik Pengangkatan Rahim (Histerektomi) ditanggapi serius oleh pengguna media umum berjulukan Muhidin Eli. Dalam komentarnya, tersirat pesan bahwa Muhidin Eli sangat menguasai dan memahami perihal seluk-beluk bedah robotik.

Setelah diselidiki ternyata ia ialah Perawat yang bertugas di Kamar Operasi Rumah Sakit Sabah Al Ahmed Urology Centre, Kuwait. Dan, dia semenjak tahun 2013 acap kali bab dari tim operasi memakai robot dalam tindakan prostatectomy, nephrectomy, cystectomy dan neo bladder atau reconstruction.

Muhidin Eli pertama kali menginjakkan kaki di Kuwait pada tahun 2001. Artinya ia telah 15 tahun bekerja di Kuwait, 12 tahun ditempatkan di bab Nephrology dan semenjak 3 tahun  terakhir ia ditugaskan di bab Urology centre. Muhidin Eli merupakan Perawat pertama di Kuwait yang berkesempatan mendapat training 'Robotik surgery.' Pantas saja ia sangat memahami perihal cara pembedahan memakai robot yang gres saja dikembangkan semenjak tahun 2012.

Lebih terang dan detilnya, medianers menghubungi Muhidin Eli dan mengajukan beberapa pertanyaan menyerupai berikut:

Assallamuallaikum mas. Apa kabar? Oh ya, saya tertarik sekali ingin menuliskan di blog saya perihal kehidupan mas di kuwait, terutama perihal perjalanan profesi, sehingga sanggup bekerja di salah satu rumah sakit di Kuwait. Bersediakah mas Muhidin Eli menjawab beberapa pertanyaan, yang jawabannya saya publikasikan di Medianers.

Terima kasih sebelumnya. Kalau bermanfaat buat sahabat sahabat silahkan. Saya lahir di Tangerang, lulusan Akper Mandiri Jakarta tahun 1999. Berangkat ke Kuwait thn 2001, 12 tahun di Mubarak Al kabir teaching hospital ( Nephrology ) Tiga tahun terakhir di Sabah Al Ahmed Urology hospital. Disinilah robotic surgery pertama kali di Negara kuwait di lakukan. Dan saya termasuk perawat pertama di kuwait yg dpt training robotic training program. Menjadi pujian tersendiri sanggup scrub dg surgeon dari America, inggris dan turki. Setiap 3 bulan mereka akan tiba untuk workshop di RS kita. Silahkan dilanjut.

Oh ya mas, bagaimana caranya anda sanggup hingga ke kuwait pada tahun 2001 itu? Apakah Melalui tes yang diselenggarakan oleh RS bersangkutan pribadi ke Indonesia atau melalui kerjasama G to G atau melalui perekrutan perusahaan penyalur TKI?

Perekrutan dari departemen kesehatan kuwait yg berhubungan dg PJTKI di indonesia.

Bagaimana suasana kerja di Kamar Operasi dikala ini mas, dan banyakkah Perawat asal Indonesia yang bekerja di daerah anda kerja? Atau di Rumah sakit lain di Kuwait?

Suasana kerja lebih nyaman, sesuka kita memakai kebutuhan operasi, lebih banyak items sekali pakai dan gratis. Semua sudah tersedia. Di kamar operasi saya cuma ada 2 perawat indonesia, sisanya ada di ruang rawat dan ICU. Kalau di rumah sakit lainpun hampir rata ada org indonesia, walaupun tidak banyak.

Orang kuwait tidak ada yang jadi Perawat ya mas?

Ada, tapi prosentase sedikit sekali, ga nyampe 10 % nya. Terbanyak india, Philippine, mesir.

Maaf mas, boleh tau berapa ya kisaran honor Perawat Indonesia disana? Dan, adakah kemudahan lainnya yang di sanggup bila bekerja di kuwait? Dan, bagaimana biaya hidup disana?

30-35 juta, itu yg di RS, kalau klinik yg ga ada dinas malamnya 25 jutaan. Bagi perawat single sanggup apartment, buat perempuan plus makan. Transport ke daerah kerja free. Biaya hidup hampir sama dengan indonesia, malah banyak yg lebih murah disini. Kalau keluarga Harus sewa apartment sendiri yg lumayam Mahal.

Apa saja yang harus disiapkan Perawat indonesia untuk sanggup bekerja di rumah sakit atau klinik di kuwait mas?

Lebih penting bekerjsama English active alasannya kalau nursing skill sanggup sambil jalan. Mereka lebih suka dengan orang indonesia yang english nya bgs. Recruitment ke kuwait juga tidak regular, pertama sekali thn 1993, 2000, 2001, 2003, 2008 semenjak itu ga ada recruitment.

Apa pesan mas untuk perawat indonesia yang ingin bekerja di kuwait ?

Bekerja di luar negeri ga melulu uang, tapi banyak keuntungannya, sanggup berinteraksi dg komunitas perawat international, menguasai minimal 2 bahasa lain arab+ English, hampir semua seminar dan symposium international free untuk nurse, mau lanjutin kuliah S1 or S 2 lbh gampang disini. Kalau ada kesempatan keluar negeri pergilah, jgn buang kesempatan.

Baca juga :

1. Review dan Wawancara: Perawat Asep Dari Pangandaran menuju Qatar
2. Berpikir besar bila anda ingin menjadi besar, 'Enjoy Nursing'
3. Strategi sukses dapatkan beasiswa S2, S3 Keperawatan di Jepang dan Australia

Demikianlah sekelumit wawancara medianers dengan Muhidin Eli, Perawat asal Indonesia yang berkarir di Kuwait. Semoga Perawat-perawat muda Indonesia menyusul jejak dia berkarir di luar negri, tujuannya selain mendapat bahan juga untuk menambah wawasan, serta ilmu pengetahuan. Baik untuk pengembangan diri, maupun untuk kesejahteraan keluarga, bangsa dan negara. (AW)
Sumber https://medianers.blogspot.com/

Tweet