Cucumu telah besar nek, kini beliau tumbuh cerdas dan tampan, tidak lagi penangis ibarat 20 tahun yang lalu.
Nenek, apa kabarmu di alam baka sana, meskipun kita tidak akan bertemu lagi, masih segar di ingatanku wacana senyumanmu, wacana rona wajahmu yang adem, menciptakan hati teduh menatapmu.
Kolak pisang yang di buatkan emak, tumpah di sajadahmu, ketika di surau sebelah rumah, daerah kau selalu sholat di bulan ramadhan, kakiku tersandung tikar waktu itu, alasannya yakni berlari terbirit-birit membawa biar kolak pisang kuliner emak itu dapat kau cicipi sebagai kuliner pembuka puasa.
Nenek, kenapa tidak murka saja ketika itu, akanku terima dengan iklas hardikanmu, namun kau mengusap rambutku, kau kecup keningku, kau bilang “ Nenek sayang kamu, nanti nenek bersihkan lagi sajadah ini dan kolak pisangnya nenek buat lagi bareng emakmu”.
Seandainya emak tau kejadian itu, beliau akan memarahiku, kolak pisang itu panen pertama dari kebun peninggalan kakek, emak bernazar jika pisang ini berbuah, akan di buat kolak dan orang pertama yang merasakan yakni nenek.
Penyesalanku tidak mempunyai kegunaan lagi nek,
kenangan terakhir di surau bau tanah itu, tak dapat ku lupakan, kolak yang tak sempat kau cicipi itu, membuatku selalu kangen akan kepergianmu.
Sumber https://medianers.blogspot.com/
Nenek, saya tidak sempat minta maaf waktu menumpahkan kolak pisang di sajadahmu, “maafkan cucumu nek”, saya selalu rindu, rindu senyumanmu, rindu belainmu, saya tahu ketika emak sakit parah, engkaulah yang mengasuhku, memandikan, merawat dan memberi uang jajan, kini saya tidak dapat merasakan itu lagi nek.
Bagiku, kau yakni nenek super yang sayang cucu, tidak diskriminasi, tidak angkuh dan sangat bijaksana.
Teruslah tersenyum nek, saya cinta kamu, saya menuliskan ini biar kau tersenyum, tersenyum tersipu malu, tersenyum telah mempunyai cucu yang perayu dan menyanyangimu.
Nenek, senyumanmu itu membawa ide bagiku dalam menulis, menuliskan dongeng ini untukmu, meskipun orang lain tidak memahaminya, saya tidak perduli, bagiku kau ada dalam jiwaku dan saya selalu menyanyangimu.
I love you untuk almarhum nenek, semoga amal baiknya di terima disisi allah S.W.T. Amin.
Sumber https://medianers.blogspot.com/
0 Response to "Menulis Untuk Nenek, Nun Jauh Disana"
Posting Komentar