Dilarang Masuk Igd Sulit Diterapkan

Acap kali kita temukan ditempat pelayanan publik perihal pemberitahuan Dilarang masuk atau Dilarang masuk kecuali diminta petugas. Penegasan dihentikan masuk ditempel di pintu atau di dinding yang gampang terlihat oleh pengunjung dan goresan pena tersebut disajikan secara sederhana dengan kertas putih plus tinta hitam atau dengan tampilan sedikit mencolok hasil printer warna.
Ilustrasi / istockphoto
Pada dasarnya pemberitahuan dihentikan masuk, bertujuan biar yang berkunjung tidak  masuk seenaknya, namun pemberitahuan itu hanya sebuah goresan pena yang sering menghiasi dinding pintu, masih banyak diantara masyarakat awam tidak mengindahkan, terlepas apakah itu penting atau tidak, yang terang masuk dengan menyerobot, anggap saja tidak pernah melihat goresan pena yang melekat didinding.

Berdasarkan pengamatan, goresan pena Dilarang masuk kecuali diminta petugas terpampang terang dipintu masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Adnaan WD Payakumbuh. Ketika penulis tanyakan pada salah seorang petugas IGD, kenapa harus ada goresan pena Dilarang masuk kecuali diminta petugas pada dinding pintu IGD ini ? Apa tidak boleh masuk kedalam ruangan IGD untuk berobat?

Petugas yang saya tanyai itu menjelaskan, bukan begitu maksudnya, goresan pena itu pada pada dasarnya menegaskan bahwa yang tidak berkepentingan dilarang masuk, yang berkepentingan yaitu petugas, pasien dan keluarga yang bertanggung jawab sebanyak 1 orang,

Kalaupun kita mengizinkan masuk beberapa orang lagi, itu ada pengecualian, sebab keadaan benar-benar darurat dan mengancam nyawa sehingga ibu, bapak, istri, suami atau anaknya kita izinkan. Pada prinsipnya kita meminimalisasi resiko penularan, biar susukan basil dan kuman sanggup diminimalisir, kalau terlalu banyak yang mau masuk keruangan IGD sekedar melihat keadaan, tidak kita izinkan, sebaiknya berkunjung di ruang rawatan pada jam bezuk.

Apakah persoalan teratasi dengan pemberitahuan itu ? dengan ingin tau saya meminta keterangan lanjut pada petugas yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut. Hmm.. sedikit senyum, ia menjawab, sepenuhnya tidak teratasi, tapi tidak mengecewakan menolong, bahwa kita telah memberi peringatan secara tertulis, ada juga yang mau mematuhi dan
banyak juga yang melanggar, akal-akalan tidak baca, kalaupun pengunjung atau pengantar ngotot ingin masuk beramai-ramai, Satpam biasanya mencegah dan memberi klarifikasi secara ekspresi pada pengunjung.

Ada yang protes dan memaksa untuk masuk? Ada, tapi kami punya trik ampuh untuk mengatasinya, pungkas petugas yang berseragam putih itu,  biasanya kita sedikit kewalahan melayani seorang tokoh masyarakat, kewalahan bukan sebab penyakitnya, tapi sebab simpatisanya yang banyak dan kalau simpatisanya tau bahwa panutan atau tokoh tersebut masuk IGD maka simpatisanya itu berbondong-bondong ingin masuk  melihatkan muka untuk mengambil hati tokoh tersebut, bahwa ia sangat peduli akan kesalamatan sang tokoh tanpa mematuhi peringatan  Dilarang masuk.

Kemudian, kita juga sedikit sulit melayani pasien yang kecelakaan, biasanya yang mengantar ke IGD masyarakat yang berada dilokasi kecelakaan dan semuanya menjadi sibuk mengabarkan pada sanak familinya sehingga masyarakat dan sanak keluarga yang mengantar berduyun-duyun ingin masuk, tanpa mau mengindahkan peringatan.

Jika dikatakan, mohon maaf pak/ buk, yang boleh masuk yaitu keluarga atau yang bertanggung jawab penuh terhadap kondisi pasien sekarang. Sewaktu pemberitahuan mereka keluar sebentar, kemudian masuk lagi, saya ini keluarganya pak/buk atau saya ini Mamaknya, Kakaknya, Oomnya, Tantenya dan lain-lain, yang hasilnya IGD bagaikan pasar. Perawat/Dokter yang sedang  bekerja, menjahit luka, memasang infus, ditonton beramai-ramai.

Lantas trik menyerupai apa yang saudara maksud untuk mengatasinya? Dengan segudang ingin tau saya ingin menggali cara pemecahan persoalan yang dilematis ini. Yach!..  yang terang harus sabar, tidak boleh murka dan tentunya cerdas, bagi pengunjung yang tidak mau mematuhi peringatan, cukup dipanggil 1 orang yang paling tidak mau mematuhi hukum itu, nanti dokter menjelaskan keadaan penyakit pasien dan terapi yang harus dijalani, kalau bukan ia yang bertanggung jawab maka ia akan mengelak dan berkata, oh ya pak/buk sama orang renta atau suami atau anaknya sajalah jelaskan.

Seandainya masih ngotot ingin melihat petugas sedang bekerja, maka dikasih kertas resep dan dibilang resepnya tolong ditebus segera ! biasanya akan kelihatan siapa diantara mereka yang paling bertanggung jawab, satu persatu akan mundur, keluar dan berbisik-bisik, siapa yang akan beli obat, kalau sudah berurusan  dengan uang,  yang ngotot dan yang sok jadi satria pribadi kabur dan aib masuk lagi, bagi yang benar-benar  bertanggung jawab secara finansial akan mengambil kertas resep tersebut dan bertanya dimana Apotiknya pak/buk?

Analisis situasi,  petugas sudah menerima gambaran, bahwa yang paling bertanggung jawab terhadap keselamatan pasien diantara pengunjung/pengantar yang ada didekat pasien tersebut yaitu yang mau menjemput obat ke Apotik, meskipun pasien yang kita tolong yaitu pasien pengguna asuransi Jamkesko, Askes dan Jamkesmas yang notabene tidak membayar.

Pandangan masyarakat berurusan dengan Apotik niscaya akan mengeluarkan uang sehingga tanpa disuruh keluarpun, mereka sudah kabur.
Sumber https://medianers.blogspot.com/

Related Posts :

0 Response to "Dilarang Masuk Igd Sulit Diterapkan"

Posting Komentar