Rencana Asuhan Keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluarga meliputi tujuan umum dan tujuan khusus yang didasarkan pada persoalan yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab (Suprajitno, 2004:49).
Sedangkan Friedman (1998:65) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat pertama meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya sanggup diukur, pribadi dan spesiflk. Sedangkan tingkat kedua ialah tujuan jangka panjang yang merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang yang diperlukan oleh perawat maupun keluarga semoga sanggup tercapai.
Dalam menyusun kriteria penilaian dan standar evaluasi, diubahsuaikan dengan sumber daya yang fundamental dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya, pengetahuan, dan sikap dari keiuarga, sehingga sanggup diangkat tiga respon yaitu respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk mangatasi masalahnya.
Tujuan asuhan keperawatan keluarga dengan persoalan hipertensi sanggup dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang (Effendy, 1998:57).
Tujuan jangka pendek pada penderita hipertensi antara lain : sesudah diberikan gosip kepada keluarga mengenai hipertensi keluarga bisa mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang sempurna untuk anggota
keluarga yang menderita hipertensi dengan respon mulut keluarga bisa menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta perawatan hipertensi. Respon afektif, keluarga bisa menentukan cara penanganan atau perawatan bagi anggotanya yang menderita hipertensi secara tepat. Sedangkan respon psikomotor, keluarga bisa memperlihatkan perawatan secara sempurna dan memodifikasi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita hipertensi. Standar penilaian yang dipakai ialah pengertian, tanda dan gejala, penyebab, perawatan, komplikasi dan pengobatan hipertensi (Effendy, 1998:57-60).
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam perawatan hipertensi ialah persoalan dalam keluarga sanggup teratasi atau dikurangi sesudah dilakukan tindakan keperawatan. Tahap intervensi diawali dengan menuntaskan perencanaan perawatan. Seperti pendapat Friedman (1998:67) bahwa:
“....selama pelaksanaan intervensi perawatan, data-data gres secara terus-menerus mengalir masuk. Karena gosip ini (respon pada klien, perubahan situasi dan lain-lain) dikumpulkan, perawat perlu cukup fleksibel dan sanggup menyesuaikan diri untuk mengkaji ulang situasi dengan keiuarga dengan membuat modifikasi-modifikasi tanpa planning terhadap perencanaan.”
Dalam menentukan tindakan keperawatan tergantung pada sifat
masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan. Intervensi keluarga dengan persoalan hipertensi berdasarkan Doengoes (1999) antara lain mengkaji tekanan darah, menganjurkan kepada keluarga membuat lingkungan yang nyaman, segar, bebas polusi pertahankan pembatasan aktivitas, ibarat istirahat di daerah tidur dan menghindari stres.
Selain itu juga perlu dikaji pemahaman klien perihal hipertensi lalu mendiskusikan dengan keluarga perihal hipertensi (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pengobatan, serta komplikasi hipertensi). Menganjurkan pada klien semoga manghindari makan makanan yang mengandung banyak Natrium (garam/asin). Kaji keefektifan taktik koping dengan mengobservasi sikap klien dan keluarga, misal kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, harapan berpartisipasi dalam planning pengobatan. Berikan gosip perihal sumber-sumber di masyarakat dan donasi anggota keluarga (Doengoes, 1999).
itulah teori tentang planning asuhan keperawatan keluarga berdasarkan beberapa hebat : Effendy,Suprajitno,Friedman serta Doengoes, semoga apa yang kami sampaikan diatas perihal Rencana Asuhan Keperawatan keluarga sanggup bermanfaat
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam perawatan hipertensi ialah persoalan dalam keluarga sanggup teratasi atau dikurangi sesudah dilakukan tindakan keperawatan. Tahap intervensi diawali dengan menuntaskan perencanaan perawatan. Seperti pendapat Friedman (1998:67) bahwa:
“....selama pelaksanaan intervensi perawatan, data-data gres secara terus-menerus mengalir masuk. Karena gosip ini (respon pada klien, perubahan situasi dan lain-lain) dikumpulkan, perawat perlu cukup fleksibel dan sanggup menyesuaikan diri untuk mengkaji ulang situasi dengan keiuarga dengan membuat modifikasi-modifikasi tanpa planning terhadap perencanaan.”
Dalam menentukan tindakan keperawatan tergantung pada sifat
masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan. Intervensi keluarga dengan persoalan hipertensi berdasarkan Doengoes (1999) antara lain mengkaji tekanan darah, menganjurkan kepada keluarga membuat lingkungan yang nyaman, segar, bebas polusi pertahankan pembatasan aktivitas, ibarat istirahat di daerah tidur dan menghindari stres.
Selain itu juga perlu dikaji pemahaman klien perihal hipertensi lalu mendiskusikan dengan keluarga perihal hipertensi (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pengobatan, serta komplikasi hipertensi). Menganjurkan pada klien semoga manghindari makan makanan yang mengandung banyak Natrium (garam/asin). Kaji keefektifan taktik koping dengan mengobservasi sikap klien dan keluarga, misal kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, harapan berpartisipasi dalam planning pengobatan. Berikan gosip perihal sumber-sumber di masyarakat dan donasi anggota keluarga (Doengoes, 1999).
itulah teori tentang planning asuhan keperawatan keluarga berdasarkan beberapa hebat : Effendy,Suprajitno,Friedman serta Doengoes, semoga apa yang kami sampaikan diatas perihal Rencana Asuhan Keperawatan keluarga sanggup bermanfaat
0 Response to "Bagaimana Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ?"
Posting Komentar