Seperti Ini Proses Keperawatan Keluarga Dalam Ilmu Keperawatan Komunitas

Proses Keperawatan Keluarga

 terdapat aneka macam bentuk proses keperawatan kesehatan dimana Seperti ini proses keperawatan keluarga dalam ilmu keperawatan komunitas
Menurut Bailon dan Maglaya (1978:2) dalam proses keperawatan keluarga terdapat aneka macam bentuk proses keperawatan kesehatan dimana perawatan kesehatan keluarga yaitu tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit terkecil dan atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagi tujuannya dan melalui perawatan kesehatan sebagai sarananya.

Sedangkan berdasarkan Effendi (1998:46) Proses keperawatan yaitu metode ilmiah yang dipakai secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan persoalan kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi terhadap keluarga sesuai dengan planning yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.

Proses keperawatan merupakan sentra bagi semua tindakan keperawatan, yang sanggup diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka rujukan tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah (Yora & Walsh, 1979 dikutip oleh Friedman, 1998:54).

Dari pengertian diatas sanggup disimpulkan bahwa perawatan kesehatan keluarga dipusatkan pada keluarga dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam status kesehatan keluarga.
Proses keperawatan keluarga terdapat beberapa langkah yang disusun secara sistematis  untuk menggambarkan perkembangan dari tahap ke tahap.

Menurut Friedman (1998: 55) membagi proses keperawatan kedalam lima tahap yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi persoalan keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, planning perawatan, implemntasi planning pengerahan sumber-sumber dan penilaian perawatan.

Effendi (1998:45) menambahkan, dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga dengan melalui membina kekerabatan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, memberikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi persoalan kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga. 

Pengkajian
Pengkajian yaitu suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus wacana keluarga yang dibinanya (Suprajitno, 2004:29). Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diperlukan memakai bahasa ibu (bahasa yang dipakai sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan memakai suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a.1. Pengumpulan data
1)    Identitas keluarga yang dikaji yaitu umur, pekerjaan, daerah tinggal, dan  tipe keluarga.
Pada umumnya penderita hipertensi merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh contoh hidup terutama contoh hidup yang salah, contoh hidup yang berafiliasi dengan emosi yang negative ibarat emosi yang tidak terkendali atau temperamental, ambisius, pekerja kerasyang tidak tenang, takut dan kecemasan yang hiperbola (Indomedia, 2002).

2)    Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a.    Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis masakan yang dikosumsi oleh Keluarga. Pada keluarga dengan hipertensi sering dijumpai contoh makan yang tidak benar ibarat mengkosumsi masakan yang banyak mengandung zat pengawet ,makanan yang asin serta emosi yang negatif
b.    Pemanfaatan akomodasi kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan akomodasi kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit hipertensi. Adanya sumber pelayanan kesehatan dipakai untuk upaya pencegahan dan pengobatan dini lantaran sanggup mencegah timbulnya komplikasi (Rokhaeni,2001:115).
c.    Pengobatan tradisional
Keluarga sanggup mengobati hipertensi dengan pengobatan tradisional, yaitu minum sari bawang putih yang ditumbuk halus dan diberi air secukupnya di minum pagi dan sore (Hariadi, 2001:26). Hipertensi akan menjadi parah dan menimbulkan komplikasi bila pasien tidak menentukan pengobatan tradisional hipertensi yang benar dan sempurna justru akan memperparah dan bahkan akan menimbulkan gangguan pada organ lain ibarat hati, ginjal dan lambung.

3)    Status Sosial Ekonomi
a.    Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mensugesti keluarga dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. kuat pula terhadap contoh pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi persoalan dangan sempurna dan benar.
b.    Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga kuat terhadap keluarga dalam melaksanakan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan lantaran hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan lantaran tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.

4)    Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Riwayat keluarga mulai lahir hingga ketika ini. termasuk riwayat perkembangan dan insiden serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi kuat terhadap psikologis seseorang yang sanggup mengakibatkan cemas stres(friedmen, 1998:125).

5)    Aktiftas
aktifitas fisik yang keras sanggup menambah terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi sanggup timbul sehabis atau waktu melaksanakan aktivitas fisik, ibarat olah raga.

6)    Data Lingkungan
a.    Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik ibarat lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik sanggup mengurangai factor penyebab terjadinya hipertansi dan juga ketenangan dalam rumah tangga sanggup memperkecil serangan hipertensi.
b.    Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mensugesti derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
c.    Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Masalah dalam keluarga sanggup menjadi salah satunya faktor penggagas terjadinya hipertensi dimana akan mengakibatkan cemas merupakan factor resiko hipertensi

7)    Struktur Keluarga
a.    Pola komunikasi
Menurut (Nursalam, 2001:26) Semua interaksi perawat dengan pasien yaitu berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman perjuangan mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut meliputi ketrampilan secara mulut maupun non verbal, tenggang rasa dan rasa kepedulian yang tinggi.
b.    Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mensugesti dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang adikara sanggup mengakibatkan stress psikologik yang mensugesti dalam hipertensi.
c.      Struktur peran
Bila anggota keluarga mendapatkan dan konsisten terhadap kiprah yang dilakukan, maka ini akan menciptakan anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila kiprah tidak sanggup diterima dan tidak sesuai dengan impian maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga (Friedman, 1998).


8)    Fungsi Keluarga
a.    Fungsi afektif
    Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu
keadaan yang sanggup menambah seringnya terjadi serangan hipertensi lantaran kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
b.    Fungsi sosialisasi    .
Keluarga memperlihatkan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memperlihatkan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan gampang stress.
c.     Fungsi kesehatan
Pengetahuan keluarga wacana penyakit dan penanganannya
a)    Mengenal persoalan kesehatan
Ketidaksanggupan keluarga mengenal persoalan kesehatan pada keluarganya, salah satunya yaitu disebabkan lantaran kurang pengetahuan (Effendy, 1998:50). Bila keluarga tidak bisa mengenali persoalan hipertensi yang disertai anggota keluarganya, maka hipertensi akan berakibat terjadinya komplikasi.
b)    Mengambil keputusan.
Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat, disebabkan lantaran tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya persoalan tidak begitu menonjol (Eendy, 1998:50).
c)    Merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan lantaran tidak mengetahui keadaan penyakit, contohnya komplikasi, progrfosis, cara perawatan dan sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
d)    Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga diperlukan mengetahui laba atau manfaat pemeliharaan lingkungan yang sehat, dan menyadarinya sebagai salah satu media perawatan bagi anggota keluarga yang sakit.
Lingkungan rumah yang berdebu dan asap rokok bisa menjadi pemicu serangan hipertensi (Sundaru, 2001). Dengan melihat hal tersebut, keluarga harus bisa memodifikasi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita hipertensi.
e)    Menggunakan akomodasi kesehatan yang ada
Pengetahuan keluarga wacana keberadaan dan laba yang didapat dari fasilitas-fasilitas kesehatan, sangat kuat terhadap penderita hipertensi. Fasilitas kesehatan di masyarakat sangat berperan daiam hal ini, juga ketika penderita hipertensi memerlukan pengobatan.
9)    Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami persoalan yang belum terselesaikan. Pada penderita hipertensi, gangguan istirahat tidur sering diakibatkan oleh sesak nafas dan batuk. Tidak terpenuhinya kebutuhan istirahat tidur beresiko memperburuk keadaan hipertensi.
10)    Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana mekanisme pengkajian yang komprehensif, investigasi fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut hingga kuku. Setelah ditemukan persoalan kesehatan, investigasi fisik lebih difokuskan lagi pada investigasi sistem pernafasan terutama pada penderita hipertensi dikarenakan dengan adanya hipertensi sanggup terjadi peningkatan tekanan intra kranial yang sanggup mengakibatkan kelainan pada syaraf yang mempersyarafi pada pernafasan.
11)    Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan. Salah satu pencegahan biar serangan hipertensi tidak sering muncul yaitu dengan mencegah timbulnya stress (Tanjung, 2003).
    
b.     Diagnosa keperawatan
Menurut pendapat Friedman (1998:59) diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosa-diagnosa keperawatan terhadap sistem keluarga dan merupakan hasil dari pengkajian. Diagnosa keperawatan keluarga di dalamnya termasuk masalah-masalah kesehatan yang nyata dan potensial.
Doenges (1999) mendefinisikan diagnosa keperawatan yaitu cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan pasien serta respon terhadap persoalan nyata dan resiko tinggi.

Carpenito (1998:5) mendefinisikan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
“Diagnosa keperawatan yaitu pernyataan yang menggambarkan respon insan (keadaan sehat atau perubahan contoh interaksi potensial dan nyata dari individu atau kelompok dimana perawat sanggup secara legal mengidentifikasi dan untuk itu pula perawat sanggup menyusun intervensi-intervensi definitif untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah”.

Dengan pengertian diatas yang telah disampaikan para ahli, keluarga merupakan satu tipe kelompok dimana diagnosa keperawatan sanggup diberlakukan, meskipun demikian, diagnosa keperawatan masih berorientasi pada individu. Diagnosa yang    mungkin muncul dalam keluarga dengan penyakit hipertensi berdasarkan Doenges (2000:152) antara lain nyeri kepala, insomnia, gang perfusi jaringan, penurunan curah jantung, intoleransi aktifitas, nyeri dada dan resti injuri (diplopia).
1)    Prioritas masalah
Menurut Effendy (1998:52) hal-hal yang perlu diperhatikan dala penyusunan prioritas persoalan yaitu mustahil masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga diselesaikan sekaligus, perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang sanggup mengancam kesehatan ibarat persoalan penyakit.
Mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga yang diberikan, keterlibatan anggota keluarga dalam memecahkan persoalan yang mereka hadapi, sumber daya keluarga yang sanggup menunjang pemecahan persoalan kesehatan atau keperawatan keluarga serta yang tidak kalah pentingya yaitu pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
2)    Kriteria prioritas masalah
penyusunann prioritas persoalan kesehatan dan keperawatan keluarga, didasarkan pada beberapa kriteria. Menurut Effendy (1998:52-54), kriteria yang menjadi dasar prioritas persoalan yaitu sifat masalah, kemungkinan persoalan sanggup diubah, potensial persoalan untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
Sifat persoalan dikelompokkan menjadi bahaya kesehatan, tidak atau kurang sehat, dan krisis.

Dalam menentukan sifat masalah, bobot yang paling besar diberikan pada keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit kemudian gres diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya pada situasi krisis dalam keluarga di mana terjadi situasi yang menuntut pembiasaan dalam keluarga (Efiendy, 1998:54).

Sedangkan kemungkinan persoalan hipertensi sanggup diubah, yaitu kemungkinan keberhasilan mengurangi atau mencegah persoalan yang berafiliasi dengan hipertensi bila dilakukan intervensi. Faktor-faktor yang sanggup mensugesti persoalan hipertensi sanggup diubah yaitu faktor pengetahuan dan tindakan untuk menangani persoalan hipertensi, sumber daya keluarga, di antaranya yaitu keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.

Selain itu sumber daya perawatan, diantaranya yaitu pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan persoalan keperawatan serta waktu dan sumber daya masyarakat, sanggup dalam bentuk fasilitas, organisasi ibarat posyandu, polindes, dan sebagainya juga menjadi faktor yang mensugesti kemungkinan persoalan hipertensi untuk diubah (Effendy, 1998:54).

Potensial persoalan hipertensi untuk dicegah, yaitu sifat dan beratnya persoalan berafiliasi dengan hipertensi yang timbul dan sanggup dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan, contohnya dengan memperlihatkan informasi wacana hipertensi, cara mencegah terjadinya serta menganjurkan penderita hipertensi untuk memeriksakan kesehatannya ke daerah palayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dan dokter).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan persoalan hipertensi yaitu kepelikan atau kesulitan persoalan hipertensi hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau hipertensi yang dialami oleh keluarga. Kedua perhatikan tindakan yang sudah dan sedang dilaksanakan, yaitu tindakan untuk mencegah dan mengobati persoalan hipertensi dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga (Effendy, 1998:54).

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan persoalan hipertensi berafiliasi dengan jangka waktu terjadinya persoalan hipertensi. Keadaan ini dekat hubungannya dengan beratnya persoalan hipertensi pada keluarga dan potensi persoalan untuk dicegah. Dan yang tidak kalah pentingnya yaitu adanya keiompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah persoalan hipertensi (Effendy, 1998:54).

Menonjolnya persoalan hipertensi yaitu cara keluarga melihat dan menilai persoalan yang berafiliasi dengan persoalan hipertensi dalam hal berat dan mendesak persoalan hipertensi untuk diatasi melalui intervensi keperawatan.

demikian proses keperawatan keluarga dalam ilmu keperawatan komunitas hingga dengan diagnosa keperawatannya, see you next time.....

Related Posts :

0 Response to "Seperti Ini Proses Keperawatan Keluarga Dalam Ilmu Keperawatan Komunitas"

Posting Komentar