Askep Diabetes Melitus

askep diabetes melitus disini mencakup pengkajian pasien diabetes melitus,masalah keperawatan yang
kemungkinan timbul serta intervensi keperawatan dari dilema keperawatan pasien diabetes melitus

Pengkajian keperawatan diabetes melitus

  1. Riwayat Kesehatan Keluarga
  2. Adakah keluarga yang menderita penyakit ibarat klien ?
  3.  Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
  4. Berapa usang klien menderita DM, bagaimana penanganannya, menerima terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya
  5.  Aktivitas/ Istirahat :
  6. Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun
  7.  Sirkulasi
  8. Adakah riwayat hipertensi,IMA, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
  9.  Integritas Ego
  10. Stress, ansietas
  11.  Eliminasi
  12. Perubahan tumpuan berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
  13.  Makanan / Cairan
  14. Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik
  15.  Neurosensori
  16. Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan
  17.  Nyeri / Kenyamanan
  18. Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
  19.  Pernapasan
  20. Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya nanah / tidak)
  21.  Keamanan
  22. Kulit kering, gatal, ulkus kulit 
langkah selanjutnya pada askep diabetes melitus ialah diagnosa keperawatan pada diabetes melitus serta intervensi yang sanggup dilakukan

Diagnosa keperawatan diabetes melitus

Masalah Keperawatan atau diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan diabetes melitus
1.    Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2.    Kekurangan volume cairan
3.    Gangguan integritas kulit
4.    Resiko terjadi injury

Intervensi keperawatan
1.    Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
      Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
  • Pasien sanggup mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
  • Berat tubuh stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
  • Timbang berat tubuh setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
  • Tentukan acara diet dan tumpuan makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang sanggup dihabiskan pasien.
  • Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
  • Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jikalau pasien sudah sanggup mentoleransinya melalui oral.
  • Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
  • Observasi gejala hipoglikemia ibarat perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
  • Kolaborasi melaksanakan investigasi gula darah.
  • Kolaborasi dukungan pengobatan insulin.
  • Kolaborasi dengan jago diet.

  • 2.    Kekurangan volume cairan bekerjasama dengan diuresis osmotik.
    Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
    Kriteria Hasil :
    Pasien memperlihatkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer sanggup diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin sempurna secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.

    Intervensi :
    • Pantau gejala vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
    • Pantau tumpuan nafas ibarat adanya pernafasan kusmaul
    • Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
    • Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
    • Pantau masukan dan pengeluaran
    • Pertahankan untuk memperlihatkan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang sanggup ditoleransi jantung
    • Catat hal-hal  ibarat mual, muntah dan distensi lambung.
    • Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
    • Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau investigasi laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

    3.    Gangguan integritas kulit bekerjasama dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
          Tujuan : gangguan integritas kulit sanggup berkurang atau menunjukkan    penyembuhan.
    Kriteria Hasil :
    Kondisi luka memperlihatkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
    Intervensi :
    • Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
    • Kaji tanda vital
    • Kaji adanya nyeri
    • Lakukan perawatan luka
    • Kolaborasi dukungan insulin dan medikasi.
    • Kolaborasi dukungan antibiotik sesuai indikasi.


    4.    Resiko terjadi injury bekerjasama dengan  penurunan fungsi penglihatan
    Tujuan : pasien tidak mengalami injury
    Kriteria Hasil : pasien sanggup memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
    Intervensi :
    • Hindarkan lantai yang licin.
    • Gunakan bed yang rendah.
    • Orientasikan klien dengan ruangan.
    • Bantu klien dalam melaksanakan acara sehari-hari
    • Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi


    DAFTAR PUSTAKA

    Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.

    Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

    Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

    Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

    Ikram, Ainal,  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

    Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002

    demikian askep diabetes melitus yang sanggup kami sampaikan, untuk diingat bahwa pengkajian, dilema atau diagnosa keperawatan diabetes melitus serta intervensi keperawatan diabetes melitus tidaklah selalu sama, tergantung pada kondisi pasien diabetes melitus itu sendiri

    Related Posts :

    0 Response to "Askep Diabetes Melitus"

    Posting Komentar