Askep Asma Bronkial Pada Anak

ASKEP ASMA BRONKIAL PADA ANAK


Sebelum ke askep bronkial pada anak, perlu mengetahui apa sih klik disini pada posting sebelumnya wacana "ASMA BRONCHIAL, definisi,patofisiologi,komplikasi, manifestasi klinis,faktor penyebab asma"

sehabis terang wacana asma, kini menginjak ke askep asma bronkial pada anak, dimulai dari pengkajian


1    PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.1    Identitas
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun.Biasanya oleh nanah virus saluran pernapasan pecahan atas. Pada asma episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan  bekerjasama dengan nanah saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun sanggup terjadi serangan tanpa nanah yang jelas.Biasanya orang bau tanah menghubungkan dengan perubahan cuaca, adanya alergen, acara fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling sering pada umur 8-13 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur sebelui
m 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih terang terjadi obstruksi saluran pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang terang antara anak wanita dan laki-laki.
1.2    Keluhan utama
Batuk-batuk dan sesak napas.
1.3    Riwayat penyakit sekarang
Batuk, bersin, pilek, bunyi mengi dan sesak napas.
1.4    Riwayat penyakit terdahulu
Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.
1.5    Riwayat penyakit keluarga
Penyakit ini ada relasi dengan faktor genetik  dari ayah atau ibu, disamping faktor yang lain.
1.6    Riwayat kesehatan lingkungan
Bayi dan anak kecil sering bekerjasama dengan isi dari debu rumah, contohnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat di rumah, materi iritan: minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara sanggup dihubungkan dengan percepatan terjadinya serangan asma.

1.7    Riwayat tumbuh kembang
1.7.1    Tahap pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, asumsi berat tubuh dalam kilogram mengikuti patokan umur 1-6 tahun  adalah umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun adalah 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata pertambahan berat tubuh 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk asumsi tinggi tubuh dalam senti meter memakai patokan umur 2- 12 tahun adalah umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah adalah 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini adalah 6 – 7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.

1.7.2    Tahap perkembangan.
    Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman gres dan kalau anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melaksanakan sesuatu percobaan yang menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.
    Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya bahagia bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( pria lebih erat dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( wanita lebih erat ke ayahnya ).
    Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional adalah fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase ajaran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep lantaran jawaban dan konsep waktu belum benar dan magical thinking.
    Perkembangan budpekerti berada pada prekonvensional adalah mulai melaksanakan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi, memberi sesuatu, mencari sahabat dan mulai bisa menjelaskan peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.
    Perkembangan spiritual adalah mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari ortu atau guru dan berguru yang benar – salah untuk menghindari hukuman.
    Perkembangan body image adalah mengenal kata cantik, jelek,pendek-tinggi,baik-nakal, bermain sesuai tugas jenis kelamin, membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.
    Perkembangan sosial adalah berada pada fase “ Individuation – Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang bau tanah walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
    Perkembangan bahasa adalah vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada simpulan umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar ibarat binatang, pecahan tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat mendapatkan atau menawarkan perintah sederhana.
    Tingkah laris personal sosial adalah sanggup memverbalisasikan permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai mendapatkan bahwa orang lain memiliki ajaran juga, dan mulai menyadari bahwa ia memiliki lingkungan luar.
    Bermain jenis assosiative play adalah bermain dengan orang lain yang memiliki permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus adalah melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.
1.8    Riwayat imunisasi
Anak usia pre sekolah sudah harus menerima imunisasi lengkap antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
1.9    Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun adalah 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat tubuh ideal memakai rumus 8 + 2n.
Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :
    Gizi buruk kurang dari 60%
    Gizi kurang 60 % - <80 %
    Gizi baik 80 % - 110 %
    Obesitas lebih dari 120 %

1.10    Dampak Hospitalisasi
Sumber stressor :
1.    Perpisahan
a.    Protes : pergi, menendang, menangis
b.    Putus asa : tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi
c.    Menerima : tertarik dengan lingkungan, interaksi
2.    Kehilangan kontrol : ketergantungan fisik, perubahan rutinitas, ketergantungan, ini akan mengakibatkan anak malu, bersalah dan takut.
3.    Perlukaan tubuh : konkrit wacana penyebab sakit.
4.    Lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan.

1.11    Pemeriksaan Fisik / Pengkajian Persistem
1.11.1    Sistem Pernapasan / Respirasi
Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea, orthopnea, barrel chest, penggunaan otot komplemen pernapasan, Peningkatan PCO2 dan penurunan O2,sianosis, perkusi hipersonor, pada auskultasi terdengar  wheezing, ronchi lembap sedang, ronchi kering musikal.
1.11.2    Sistem Cardiovaskuler
Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.
1.11.3    Sistem Persyarafan / neurologi
Pada serangan yang berat sanggup terjadi gangguan kesadaran : gelisah, rewel, cengeng  → apatis → sopor → coma.
1.11.4    Sistem perkemihan
Produksi urin sanggup menurun kalau intake minum yang kurang jawaban sesak nafas.
1.11.5    Sistem Pencernaan / Gastrointestinal
Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi terhadap makan dan minum, mukosa lisan kering.
1.11.6    Sistem integumen
Berkeringat jawaban perjuangan pernapasan klien terhadap sesak nafas.

Setelah mengkaji pasien anak dengan asma bronkial, selanjutnya pembuatan askep bronkial pada anak


2    DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN, KRITERIA HASIL, RENCANA INTERVENSI

style="font-weight: normal;"> terdapat beberapa diagnosa keperawatan pada askep bronkial pada anak, tetapi tidak semua sama ibarat yang disampaikan di bawah ini, semua tergantung pada situasi dan kondisi anak 1.    Gangguan pertukaran gas, bersihan jalan nafas tidak efektif, dan tidak efektif pola nafas bekerjasama dengan bronkospasme, udem mukosal dan meningkatnya sekret.
Tujuan     :     Anak memperlihatkan pertukaran gas yang normal, bersihan jalan nafas  yang efektif dan pola nafas dalam batas normal.
Kriteria hasil     :     PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal, tidak sesak nafas, batuk produktif, cianosis tdak ada, tidak ada tachypnea,ronki dan wheesing tidak ada
Intervensi :
•    Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan support ventilasi bila dibutuhkan ( oksigen 2 ml dengan kanule ).
•    Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit hingga 4 jam.
•    Berikan oksigen sesuai jadwal dan pantau pulse oximetry.
•    Kaji kenyamanan posisi tidur anak.
•    Monitor imbas samping pengobatan; monitor serum darah;theophyline dan catat lalu laporkan  dokter. Normalnya 10-20 ug/ml pada semua usia.
•    Berikan cairan yang adekuat per oral atau peranteral
•    Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan batuk dan nafas dalam efektif sehabis pengobatan dan pengisapan sekret ( suction ).
•    Jelaskan semua mekanisme yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan kecemasan.
•    Berikan terapi bermai sesuai usia.
2.    Fatigue bekerjasama dengan hipoksia dan meningkatnya perjuangan nafas.
Tujuan     :     Anak tidak tampak fatigue.
Kriteria     :     Tidak iritabel, sanggup mengikuti keadaan dan acara sesuai dengan kondisi.
Intervensi     :
•    Kaji tanda dan tanda-tanda hypoxia; kegelisahann fatigue, iritabel, tachycardia, tachypnea.
•    Hindari seringnya melaksanakan intervensi yang tidak penting yang sanggup menciptakan anak lelah, berikan istirahat yang cukup.
•    Intrusikan pada orang bau tanah untuk tetap berada didekat anak.
•    Berikan kenyamanan fisik; support dengan bantal dan pengaturan posisi.
•    Berikan oksigen humidifikasi sesuai program.
•    Berikan nebulizer; lalu pantau bunyi nafas, dan perjuangan nafas sehabis terapi.
•    Setelah krisis, ajarkan untuk acara yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan untuk meningkatkan ventilasi,dan memperluas perkembangan psikososial.
3.    Kecemasan / ansietas bekerjasama dengan hospitalisasi dan distres pernafasan.
Tujuan     :     Kecemasan / ansietas menurun
Kriteria     :     Anak hening dan sanggup mengekspresikan perasaannya, orang tua  merasa hening dan berpartisipasi dalam perawatan anak.
•    Ajarkan teknik relaksasi; latihan nafas, melibatkan penggunaan bibir dan perut, dan ajarkan untuk berimajinasi.
•    Pertahankan lingkungan yang hening ; temani anak, dan berikan support.
•    Ajarkan untuk ekspresi perasaan secara verbal
•    Berikan terapi bermain sesuai  dengan kondisi.
•    Informasikan wacana perawatan, pengobatan dan kondisi anak.
•    Jelaskan semua mekanisme yang akan dilakukan.
4.    Resiko kurangnya volume cairan bekerjasama dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan.
Goal     :     Status hidrasi adekuat
Kriteria     :     Turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, intake cairan sesuai    dengan usia dan berat badan, output urine > 2 ml/ kg per jam.
•    Monitor intake dan output, mukosa membran, turgor kulit, pengeluaran urin, ukur grapitasi urin atau berat jenis urin ( nilai 1.003-1030 ).
•    Monitor elektrolit
•    Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah
•    Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan monitor kelebihan caiaran ( overload )
•    Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang sanggup meningkatkan bronkospasme ( air hambar ).
•    Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang bau tanah untuk minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia dan berat badan.
5.    Perubahan proses keluarga bekerjasama dengan kondisi kronik.
Goal     :     Orang bau tanah mendemonstrasikan koping yang tepat
Kriteria     :     Mengekspresikan perasaan dan perhatian serta menawarkan     aktivitas yang sesuai usia atau kondisi dan perkembangan     psikososial pada anak.
•    Berikan kesempatan pada orang bau tanah untuk ekspresi perasaan.
•    Kaji mekanisme koping sebelumnya pada waktu stress
•    Jelaskan mekanisme dan pengobatan yang diberikan
•    Informasikan kepada orang bau tanah wacana kondisi anak
•    Identifikasi sumber-sumber psikososial keluarga dan finansial
6.    Kurangnya pengetahuan  bekerjasama dengan proses penyakit dan pengobatan.
Goal     :     Orang bau tanah secara verbal memahami proses penyakit dan     pengobatan dan mengikuti regimen terapi yang diberikan.
Kriteria     :     Berpartispasi dalam menawarkan perawatan pada anak sesuai dengan jadwal medik atau perawatan, contohnya menawarkan makan dan minum yang cukup, memberi minum obat oral pada anak sesuai program.
•    Kaji pengetahuan anak dan orang bau tanah wacana penyakit, pengobatan dan intervensi.
•    Bantu untuk mengidentifikasi faktor pencetus.
•    Jelaskan wacana emosi dan stres yang sanggup menjadi faktor pencetus.
•    Jelaskan wacana pentingnya pengobatan; dosis, imbas samping, waktu proteksi dan pemeriksaan  darah.
•    Informasikan tanda dan tanda-tanda yang harus dilaporkan dan kontrol ulang.
•    Informasikan pentingnya jadwal acara dan latihan nafas.
•    Jelaskan wacana pentingnya terapi bermain sesuai usia.

Perencanaan Pemulangan
    Jelaskan proses penyakit dengan memakai gambar-gambar atau phantom.
    Fokuskan pada perawatan sanggup bangun diatas kaki sendiri di rumah.
    Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu hewan dan lainnya.
    Jelaskan tanda-tanda ancaman akan muncul.
    Ajarkan penggunaan nebulizer.
    Keluarga perlu memahami wacana pengobatan; nama obat, dosis, imbas samping, waktu pemberian.
    Ajarkan taktik kontrol kecemasan, takut dan stress.
    Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
    Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.

demikian yang bisa kami sampaikan tentang  ASKEP ASMA BRONKIAL PADA ANAK, agar bermanfaat

Related Posts :

0 Response to "Askep Asma Bronkial Pada Anak"

Posting Komentar